Lutut Mallory melemas saat ia menyaksikan vampir tersebut terbakar menjadi roti panggang yang gosong dan kemudian jatuh menjadi tumpukan abu. Hatinya berdegup kencang, dan para penduduk desa sama terkejutnya dengannya, hingga salah satu dari mereka melontarkan,
"Hail, Lord Hadeon! Dialah penyelamat kita! Kita bebas!" Para penduduk desa muncul dari tempat persembunyian mereka.
Seandainya mereka tahu, Mallory berpikir dalam hati, bahwa Hadeon jauh lebih menyeramkan dibanding vampir-vampir yang baru saja mereka hadapi. Debu vampir berdarah murni ini meniupkan pasir ke mata orang-orang desa yang tak bersalah, membuatnya menggelengkan kepala.
"Lord Hadeon, kekuatanmu tak tertandingi! Kau telah mengalahkan makhluk-makhluk malam. Bagaimana kami bisa membalas budi kepada-Mu?" Seorang penduduk desa bertanya, matanya bersinar-sinar dengan kekaguman.