Mallory mendapati dirinya tengah menatap satu orang yang lebih ia hindari daripada berkelahi dengan rakun rabies, yakni George Kingsley. Di lubuk hatinya, ia ingin mencekik leher George, tapi ia tidak tertarik untuk terjun ke dalam kolam darah dan pisau untuk melakukannya. Jadi ketika takdir, alias Hadeon, menjatuhkan hukuman ini kepadanya, rasanya seperti lelucon jahat vampir sejati.
"Tuan Hades?" Mallory ragu-ragu, memandangi Hadeon yang sedang asyik menyesap tehnya di taman terbuka dan di bawah awan mendung hari itu.
"Ada apa, monyet? Butuh petunjuk kemana harus mengarahkan?" tanya Hadeon, matanya berkilat nakal.
"Saya tidak tahu bagaimana caranya mengenai papan sasaran dengan dia yang menutupi sebagian besar," ujar Mallory, melihat George mendominasi area target.
"Itu masalah," gumam Hadeon dengan ekspresi penuh pemikiran, dan dia berkata, tidak terlalu pelan dengan ekspresi serius, "Mungkin kita perlu membuat lubang di dada Georgie yang kecil itu."