Chapter 121 - Tragedi Bonelake

Mallory berdiri di dekat jendela, ujung jarinya dengan lembut menyentuh kaca yang dingin dan berkabut, matanya menyipit saat ia mencoba memahami dunia yang tertutup kabut di luar sana. Hujan yang terus menerus membuat cakrawala menjadi kabur abu-abu, mengubah segalanya menjadi kanvas yang dingin dan basah.

"Saya kira musim dingin sudah dekat, tetapi cuaca di sini..." suara Mallory lembut, hampir tertelan oleh bunyi hujan yang tak henti-hentinya menghantam kaca jendela.

Di sampingnya, Hadeon memandang ke tirai hujan yang pekat, bayangannya membayangi ruangan yang remang-remang. Bibirnya melengkung dengan cara yang familiar, senyum setengah menghibur, seolah ia menemukan humor dalam kesuraman itu.

"Selamat datang di Bonelake, sayang," Hadeon menggumam, suaranya berbisik rendah yang mengandung sedikit kenakalan. "Di mana hujan nyaris sepanjang waktu."

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS