Butuh sejenak bagi Allura untuk benar-benar mencerna apa yang diucapkan Alice, tapi Kaden cepat beradaptasi. Dia mengerti bahwa [Alice] adalah sumber dari nyala ungunya. Suatu kesadaran alternatif yang muncul dari saat dia menemukan keanehannya sendiri.
"Jadi ada dua Alice... Satu yang suka bumbu pedas, satu lagi suka mead. Satu suka berpakaian lebih sedikit, yang lain tidak keberatan?" Sementara Allura bergumam sendiri, mencoba mengingat informasi tersebut, Kaden berbalik ke [Alice].
"Jadi, kamu ingin aku memanggilmu Alice? Atau kamu punya nama lain?"
"Alice, tolong. Pada akhirnya, kami tetap kedua Alice meskipun kami sedikit berbeda." [Alice] mengangkat bahu karena mereka praktis sepasang kembar.
"Baiklah. Jadi kamu menyebutkan bahwa kamu ingin membicarakan sesuatu. Aku menebak ini tidak ada hubungannya dengan wahyu bahwa ada dua dari kalian, kan?" Dia bertanya saat [Alice] memperlebar matanya sejenak.
