Arthur gagap dan menatap Hazel dengan saksama. "Mommy, kami tidak ..."
Ketika melihat reaksi Arthur, jantung Hazel berdebar. Sepertinya kedua anak itu benar-benar menyentuh komputernya.
"Mommy tidak suka anak-anak yang tidak jujur. Katakan yang sebenarnya!"
Anak-anak laki-laki itu tidak berani menyembunyikan hal tersebut dan berkata dengan suara kanak-kanak mereka, "Kami memang menggunakan komputer."
Ketika Hazel mendengar ini, dia merasa sejuk menjalar di tulang punggungnya. Dia menatap kedua putranya dengan tidak percaya. "Jadi kalian benar-benar yang melakukan sabotase di perjamuan pertunangan Mr. Black, bukan?"
Anak-anak laki-laki itu saling pandang dan tidak berani bicara.
"Aku bertanya kepada kalian, apakah kalian yang melakukan itu?"
"... Ya, kami yang melakukannya."
"Mengapa kalian melakukannya?" Hazel meninggikan suaranya.
Arthur ketakutan hingga mulai menangis.
"Mommy, jangan marah pada kami!"
