Pelayan-pelayan yang berdiri di aula utama semua terkejut.
Tangan mereka langsung menutup mulut mereka dan yang paling terkejut adalah koki kecil itu. Dia menatap dua orang yang makan kue pai yang dia panggang dari lantai dan berusaha keras untuk menahan tawanya.
Sialan. Ini benar-benar terlalu lucu!
"Ada apa?" Luo Huian bertanya pada duo ayah dan anak perempuannya meski mereka tidak bisa mendengarnya. "Tidak bisa bangun? Saya kira kalian itu sangat sombong dan kuat saat berteriak pada mer yang lemah!"
"Ayo! Bangun, biar saya lihat betapa hebatnya kalian dan anakmu itu... berlaku seperti orang besar. Bahkan saya memperlakukan pelayan-pelayan saya jauh lebih baik dari kalian."
Meskipun Luo Huian tidak mau membantu mer kecil itu, bukan berarti dia tidak merasa kasihan padanya. Alasan dia ragu-ragu adalah karena terakhir kali dia membantu seseorang, dia kehilangan sesuatu yang berharga.
