"Terima kasih sudah menari denganku, Yang Mulia." ksatria tersebut memperlihatkan gigi putihnya dan dia tersipu. Dia membuatnya terdengar seolah-olah dia telah memberikan kebaikan besar padanya dengan menari dengannya.
"Saya juga menikmatinya, Tuan Simon. Menari denganmu itu membebaskan." dia tidak mengerti kata-katanya, tetapi dia tidak ingin dia mengerti. Itu adalah pemikiran pribadinya. Tiba-tiba, dia merasa lebih berani, lebih kuat hanya dengan sebuah tarian.
Siapa yang akan menyangka hal-hal semacam ini ada. Betapa dia telah tersesat dengan waktu.
"Terima kasih telah datang ke istana, Yang Mulia. Kehadiranmu tampaknya membuatnya berbeda. Dia telah belajar untuk tersenyum tulus." jika tidak, hanya ada senyum gelap yang menunjukkan mereka dalam masalah atau senyum palsu yang dia tawarkan kepada bangsawan lain. Dia belum pernah melihat tuannya begitu terpesona.
