"Kenapa ayahku tidak menyukaimu?" Dia tahu itu adalah sesuatu yang pribadi, tapi dia tidak bisa mengenyahkan pikiran itu dari kepalanya. Dia melihat tubuhnya membeku dan dia memalingkan wajah. Matanya melihat segala hal kecuali dia saat mereka menetap di kursi mereka di dalam kereta.
Pesta tersebut diatur di gedung aneks miliknya karena tamu tidak diperbolehkan masuk ke gedung utama dari istana mereka. Dipercaya bahwa tempat itu dikutuk.
"Aku telah melakukan dosa yang tidak dapat dimaafkan." Saat dia berpikir bahwa dia tidak akan menjawab, dia melakukannya. Tapi kata-katanya tidak masuk akal. Saat dia tidak berhenti menatap, dia mengusap rambutnya dan menghela nafas.
"Evangeline, setiap orang memiliki kerangka yang terkubur di dalam hati mereka. Aku yakin aku tidak tahu segala hal tentangmu. Seperti apa sebenarnya yang terjadi antara kamu dan suamimu." Dia menarik nafas panjang dan mengangguk, tapi dia bisa melihat wajah kekecewaannya atas jawabannya.
