"Jadi maksudmu bukan kesalahan dari gadis-gadis bodoh yang menumpahkan cat ke istriku, tapi kesalahan istrinya karena tidak memeriksa pintu masuk altar pernikahannya?" Dami mengangkat alis yang terhibur sambil berjalan masuk ke ruangan dengan senyum di wajahnya. Tapi para tetua tahu lebih baik. Matanya yang dingin dan ejekan yang tersembunyi di balik kata-katanya.
"Kenapa anak perempuan kami yang melakukannya? Kamu tidak bisa menuduh orang lain tanpa bukti!" Pria itu semakin mengerutkan keningnya saat dia memperingatkan Dami hanya untuk membuat Dami tertawa.
"Apakah saya menyalahkan mereka? Saya tidak ingat menyebut nama mereka." dia tidak? Tentu saja tidak. Pemahaman mulai terbentuk. Dia hanya menyebut mereka gadis bodoh. Wajah pria itu langsung memerah dan dia batuk lalu memalingkan muka.