Berbalut pakaian putih yang elegan, dia memancarkan sikap seorang pria beretika saat diam, pada pandangan pertama dia benar-benar terlihat seperti Kenny Lin yang sebenarnya dalam balutan pakaian putihnya.
Akhir-akhir ini, perasaan itu semakin kuat.
"Pergi?" Kenny Lin mendengar langkah kakinya dan berbalik, tersenyum lembut padanya.
Sinar matahari memandikannya dalam cahaya keemasan dari samping, dan memberinya aura hangat seperti makhluk surgawi yang turun dari langit.
Langkah Amalia sedikit terhenti ketika dia mendekatinya, kemudian mengangguk pelan, "Ayo kembali ke sekolah."
"Ketika kamu kembali kali ini, pindah dari asrama. Ada banyak kamar kosong di villa saya. Tempatnya tenang dan damai, benar-benar tempat yang sempurna untukmu," Kenny Lin menyarankan.
Amalia menyipitkan matanya, "Sempurna untuk apa?"
Dengan polos, Kenny Lin menjawab, "Untuk meramu artefak, kemanalagi yang akan kamu tuju?"
Amalia dengan tenang menanggapi, "Darimana kamu tahu apa yang saya pikirkan?"
