Wajah para siswi wanita kemudian menjadi pucat.
Sebelum memasuki ruang ujian, Amalia mengambil nomor tag lagi, sama seperti pagi itu, dari staf.
"Kamu ternyata lolos putaran pertama. Tapi lain kali, jangan mengumpulkan jawabanmu terlalu cepat. Ujian selanjutnya tidak akan se-sederhana ini." Staf tersebut ingat padanya dengan baik.
Amalia tidak mengira staf itu akan berbicara kepadanya.
Setelah berhenti sejenak, ia mengangguk, "Terima kasih atas nasihatnya, pak."
"Tidak usah disebutkan. Silakan masuk." Staf tersebut tersenyum.
Rasler Yoder, yang secara tidak sengaja mendengar percakapan mereka dari kejauhan, merasakan pupil matanya berkontraksi.
Akhirnya, dia mengerti mengapa dia tidak melihat Amalia setelah ujian selesai.
Karina Wences melangkah maju dan menyadari ekspresi Rasler sangat muram.
Semula ia mengira itu karena hasil ujian, tapi baru sekarang ia menyadarinya, dan tidak berani mengganggunya lagi.