Chapter 21 - Membeli kambing

Yu Dong menanyakan kepada beberapa orang tentang harga kambing yang mereka jual tetapi harga yang dia dapatkan sebagai respon begitu tinggi, Yu Dong terkejut, hanya untuk dua ekor kambing dia harus membayar dua belas tael? Itu setara dengan menyerahkan semua uang yang dia dapatkan dari berburu hewan buruan dan menjual dagingnya!

Mungkin Yu Dong telah menggunakan seluruh keberuntungannya karena dia tidak bisa menemukan satu penjualpun yang siap menjual kambing mereka dengan harga yang masuk akal, semakin dia melihat-lihat, harga semakin tidak masuk akal, harganya tampaknya menjadi semakin tinggi setiap detiknya.

"Kakak, kakak - ayo ke sana" Yu Mai awalnya bosan ketika kakaknya menggendongnya dan mulai melihat-lihat, Yu Mai sangat senang. Berada di pelukan kakaknya adalah pengalaman baru bagi dia tapi setelah semua Yu Mai masih anak-anak, dia cepat bosan melihat-lihat dan dengan sedih bersandar di lekuk leher kakaknya, dia berharap ada sesuatu yang menarik untuk ditonton jadi saat dia melihat ada kerumunan orang yang sibuk di sebelah kiri mereka, dia langsung berteriak pada Yu Dong.

Yu Dong merasa telinganya berdengung karena teriakan Yu Mai tapi tidak tega memarahinya ketika dia tersenyum seperti itu, jadi dia hanya bisa menghela nafas dan berjalan ke arah kerumunan orang itu berkumpul, sepertinya hari ini dia tidak akan bisa membeli kambing, jadi mungkin juga dia melihat-lihat saja.

Yu Dong menerobos kerumunan dan melihat ada seorang mer dengan pakaian yang lebih compang-camping daripada miliknya, di sampingnya ada tiga ekor kambing, yang begitu kurus hanya tinggal kulit dan tulang, ketiganya terbaring di tanah tanpa bergerak sedikitpun, jika bukan karena perut mereka yang bergerak, Yu Dong akan mengira kambing-kambing itu sudah lama mati. Mer itu terlihat memohon kepada wanita licik yang berdiri di depannya, dia terlihat menyedihkan dibandingkan dengan wanita yang mengenakan jubah yang serba mewah "tolong, tolong, istri saya - dia, dia menungguku. Tolong belilah kambing-kambing ini dariku seharga enam - tidak lima tael, aku berjanji akan menyetujui apapun hanya biarkan aku menyelamatkan istriku, dia sangat penting bagiku"

Wanita yang berdiri di depan mer itu mengerutkan keningnya "bukan seperti aku tidak mau membeli tapi nak aku juga punya bisnis di sini, katakan padaku siapa yang akan membeli kambing yang hampir mati ini?"

"tapi ... tapi istriku sedang sekarat, dokter bilang tanpa obat yang dia resepkan - istriku akan mati dalam tiga hari!" Mer itu berteriak memilukan, matanya berubah merah saat dia menangis "Aku punya seorang putri dan seorang mer untuk diurus, jika istriku meninggal kemana aku akan pergi? Siapa yang akan memberiku pekerjaan? Apa yang akan terjadi pada anak-anakku - tolong saya mohon hanya lima tael!"

Mer itu dalam sakit emosional yang begitu besar sehingga dia bahkan tidak meringis saat dia sujud di tanah, namun wanita di depannya bahkan tidak repot-repot melihatnya dengan benar, dia melambaikan tangannya dengan tidak sabar "kamu ingin saya membayar lima tael untuk kambing yang sakit ini? Sebuah kambing yang sehat saja berharga empat tael bersama-sama ketiganya jumlahnya menjadi dua belas tael, dan itu ketika kambing-kambingnya sehat, dengan kambing-kambing ini yang tidak ada apa-apanya kecuali kulit dan tulang, kamu bahkan tidak akan mendapatkan satu tael pun jika kamu menjualnya ke tukang daging! Lima tael terlalu banyak, lebih baik kamu setuju dengan tawaran saya dua ratus sen dan senang-senang saja!"

Mer itu menggelengkan kepala, dalam kekecewaan dan berdiri, jika rumahnya memiliki barang berharga lain dia akan menyetujui tawaran ini tapi semua barang berharga telah terjual karena dia ingin menemukan dokter untuk istri, sekarang dia tidak punya uang. Jika dia menjual kambing itu untuk dua ratus sen maka dia mungkin juga bisa membeli racun dan mati bersama anak-anak dan istrinya.

Ketika wanita itu melihat mer itu pergi dia meludah di tanah dan berteriak "percuma saja! Apa kamu benar-benar pikir ada orang yang akan membayar lima tael untuk kambing yang sakit itu?"

Kerumunan orang juga setuju dengan wanita itu mereka juga menganggukkan kepala dan seruan bisa didengar "betul lima tael, orang bisa membeli kambing yang sehat dengan empat tael apa yang dia pikirkan?"

"tapi dua ratus terlalu sedikit, meskipun kambing-kambingnya sekarat mereka masih hidup - pemilik tokonya seharusnya memberi setidaknya satu tael, kepada mer yang miskin itu -"

"pemilik tokonya di sini untuk menghasilkan uang bukan untuk menjalankan amal, jika dia memberi uang kepada orang lain begitu saja, maka tokonya mungkin bangkrut dalam beberapa hari saja!"

Yu Dong melihat-lihat tiga kambing itu dan pikirannya berdengung, dia segera mengejar mer itu sambil menggendong Yu Mai di pelukannya, begitu keduanya keluar dari pasar hewan, Yu Dong melihat-lihat sekeliling dan berteriak "hei saudara, maukah kamu menjual kambingmu padaku? Saya akan membayar lima tael?"

Yu Dong memiliki sikap simpati terhadap mer-mer ini yang diperlakukan seperti sampah oleh orang-orang di dunia ini. Dia punya tiga mer di rumahnya juga dan ketiganya begitu takut padanya, maksud saya pemilik asli, dia bisa kurang lebih memahami situasi mereka dan tetap tidak bisa tidak merasa kasihan kepada mereka. Tapi alasan dia membeli kambing-kambing ini bukan karena dia kasihan kepada mer itu, tapi karena dia tahu bahwa dia sebenarnya bisa merawat kambing-kambing ini dengan energi spiritualnya dan membuat mereka sehat kembali.

Itulah mengapa hatinya merasa sedikit bersalah ketika mer itu melihatnya seperti dia adalah ksatria bersenjata lengkapnya "kamu - kamu akan membeli kambing-kambing itu dariku?" tapi kemudian mer itu melihat pakaian compang-camping Yu Dong dan Yu Mai yang kurus dan tampak sakit dan matanya meredup "kamu lebih baik tidak membelinya, memang benar kambing-kambing itu sangat sakit kakak, ada yang memberinya sesuatu yang salah dan mereka akhirnya mendapat diare"

Karena kesalahan bicara itu Yu Dong memahami situasi mer dan tahu bahwa nasibnya kurang lebih serupa dengan pemilik asli dan suaminya "jangan khawatir, saya seorang pemburu dan saya bisa merawat hewan serta memburunya, kamu bisa menjualnya padaku" meskipun Yu Dong berbicara dengan mer, dia sedang menyalurkan energinya ke kambing-kambing yang dibawa oleh mer itu.

Ketika dia merasakan pulsanya menguat dia lega, syukurlah kambing-kambing itu masih bisa diselamatkan.

"Baiklah" setelah mer setuju, Yu Dong memberinya lima tael, mengambil tiga kambing itu dan meletakkan satu di keranjangnya sementara Yu Mai dan dia masing-masing menggendong kambing di lengan mereka. Mer yang telah menjual semua kambing sakit yang hampir mati itu dengan lima tael terkejut, dia meremas tael perak di tangannya dan merasakan matanya terbakar, memang benar kemanusiaan belum mati.

Yu Dong melihat mer itu berdiri dengan bodohnya lalu dia berbisik "ayo pergi, bukankah kamu bilang kamu punya istri yang sakit untuk dirawat?"

"ya ... ya terima kasih banyak" mer itu membungkuk dalam dan berterima kasih pada Yu Dong berulang-ulang "Kakak, saya akan ingat kebaikan ini, jika kita bertemu lagi, saya berjanji akan membalasnya pada kamu"

Yu Dong tersenyum dan menjawab "kebaikan apa? Kamu menjual dan aku membeli kambing-kambing ini, kebaikan apa? Kamu bisa kembali dan membeli obat untuk istrimu" dengan itu dia meminta Yu Mai untuk mulai berjalan di depannya dan meninggalkan mer di belakang, tidak tahu bahwa suatu hari nanti dalam tahun yang akan datang mer ini akan menjadi in law masa depannya.