174
Tengah Malam menarikku menjauh tepat saat penjaga Sisalik menarik pelatuknya. Aku memalingkan kepalaku untuk melihat lubang di dinding seberang ketika GA merebut blaster dari penjaga itu dan melemparkannya ke arah Tengah Malam.
Serigalaku menciduk blaster itu dari udara dan membalikannya ke arah penjaga saat ia menarik pelatuk.
Tubuh itu jatuh ke lantai, tunggul berdarah di bagian atas lehernya dengan jelas menunjukkan penyebab kematiannya.
"Apakah saya lupa menyebutkan bahwa beberapa kadal peringkat tinggi memiliki PBD mereka sendiri?" tanya Jun Li, suaranya bergema melalui lorong-lorong.
"Pasti terlewat dari pikiranmu," geram Tengah Malam, jelas tidak terkesan dengan kelalaian Jun Li.
"Ini bukan masalah besar," gumam AI, tidak menyadari betapa tidak terkesannya kedua priaku.
"Bukan masalah besar?" geram GA, perlahan memutar tubuhnya sehingga dia melihat kamera di dalam ruang medis.
