Tengah Malam bahkan tak repot-repot menahan tawanya. "Saya selalu bertanya-tanya dari mana mata itu berasal, ternyata dari kamu. Dia telah menjaganya dengan baik jika itu bisa menghiburmu."
"Tentu. Itu sangat menghibur," gerutu pertapa itu sambil melompati pohon menuju Tengah Malam dan Silver. "Itu membuat semuanya berharga untuk tidak melihat apa-apa selama 230 tahun terakhir. Sekarang, anak muda, kenapa kamu di sini?"
"Saya memiliki pertanyaan yang Alpha tidak boleh tahu; siapa yang lebih baik untuk ditanya selain kamu?" ujar Tengah Malam sambil menatap ke atas melihat Tetua Njeriuujk yang mencangkung di dahan rendah di atas air rawa.
"Di mana kapalmu?" tuntut Tetua. "Saya tidak ingin Alpha mengendus-endus di sini setelah bertahun-tahun hanya karena dia mengikuti jejakmu."
