"Saya tidak kira bahwa manusia minum darah manusia lainnya," kata Jun Li perlahan, dan saya menoleh ke lensa di sudut jembatan komando.
"Tidak ada aturan khusus yang melarangnya. Ada beberapa budaya yang mengonsumsi darah dan daging musuh-musuh mereka, berpikir bahwa hal itu akan memberikan mereka kekuatan dan kekuasaan sebagai balasannya. Ada agama-agama di mana, selama setiap ibadah, mereka minum tubuh dan darah penyelamat mereka. Ingat, itu adalah roti dan anggur, tetapi kata-katanya masih menyiratkan arti sesungguhnya. Lalu ada makanan yang dibuat dari darah mamalia lainnya. Kita, sebagai manusia, bisa makan daging apa saja, kalau bukan daging manusia lainnya pada saat ini, dan tak berkedip."
Saya bisa mengambil contoh dari banyak situasi historis dan modern di mana manusia mengonsumsi darah atau daging sesuatu. Dan saya cukup yakin bahwa Tyris lebih tikus daripada manusia. Tidak seperti itu akan berarti banyak bagi kebanyakan orang.
