"Baik," kataku dengan senyum. Saya merasa lebih dari sedikit teritorial terhadap sesuatu atau seseorang yang bahkan belum saya lihat, tapi saya bukan tipe orang yang menekan naluri alamiah saya. "Sekarang, bagaimana kalau kamu memberi saya makan?"
Saya melihat sekeliling dan melihat bahwa malaikat penjaga saya telah membangun versi perapian yang jauh lebih baik dari yang pernah bisa saya bayangkan. Di atasnya ada celah tempat daging sedang dimasak perlahan. Ada pegangan untuk memutar daging, tapi karena kedua tangannya sedang memeluk saya saat ini, satu sisi makan malam jelas lebih matang daripada sisi lainnya.
Tapi dalam hal ini, niatnya yang terhitung. "Terima kasih," kataku, menatap ke atas di mana saya membayangkan kepalanya berada. Tidak ada gambar Saalistaja di perpustakaan luas Jun Li, jadi saya tidak punya apa-apa yang bisa saya visualisasikan, tapi itu tidak berarti saya tidak memiliki imajinasi yang sangat aktif.
