"Oke, tenang," kata Jun Li, dan saya mengeluarkan geraman rendah. Mengatakan pada wanita untuk tenang itu seperti menyiram bensin ke api. Itu malah mencapai hasil yang betul-betul sebaliknya dari yang diharapkan.
"Jangan pernah bilang itu padaku lagi. Aku tenang. Atau setidaknya se-tenang yang bisa aku di sini sendirian," kataku, berusaha tidak berteriak. Stress yang lebih dari sedikit terjadi saat aku berhadapan dengan ular sepanjang 150 kaki yang terlihat seperti reinkarnasi dari naga Asia. "Kamu tahu. Kamu sangat boleh datang ke sini dan membantu."
"Sudah kubilang; aku tidak ingin mengambil risiko pada tubuhku. Lagipula, saran terbaik yang bisa kukasih adalah memasang alat pelacak pada ular itu. Setelah itu aku bisa menariknya masuk ke dalam gudang kapal dan meninggalkannya di sana sampai penyerahan, " saran Jun Li.
"Itu terdengar seperti ide yang bagus," kataku, masih mengikuti di belakang ular besar itu. "Kenapa itu akan meledak di muka kita? "
