Kaede terdengar ragu-ragu. "Apakah saya harus mundur untuk saat ini...? Tapi Bos, orang-orang kita semua telah berkumpul di luar. Ini adalah satu-satunya kesempatan kita untuk—"
Suara Kaede berhembus ke telinga kirinya sedangkan telinga kanannya bergema dengan dengusan kesakitan Lu Yizhou akibat serangan di sisinya. Namun, tangannya yang melingkari Moshe tidak bergerak sedikit pun!
"Tidak bisa..." dia berbisik dengan memelas. Sebaliknya, dia menggunakan seluruh tubuhnya untuk menyudutkan Moshe ke dinding, membiarkan kontol yang berdenyutnya tergelincir di antara paha Moshe yang masih basah dengan air mani dan keringat. Kemudian dia mulai menggoyangkan pinggulnya, gelisah dan tidak terkoordinasi. "Setiap detik tanpamu adalah siksaan. Tolong..." Kepalanya jatuh ke leher Moshe, menghisap dan menjilat dengan putus asa. "Tolong jangan tinggalkan aku lagi..."
