Deringan itu terus berlanjut dan secara bertahap, menembus kabut kenikmatan di pikiran Moshe cukup untuk membuatnya sadar bahwa seseorang sedang memanggilnya. Dan satu-satunya orang yang cukup berani untuk melakukan itu hanya bisa Kaede.
Moshe tahu bahwa orang kanannya itu tidak akan mengganggunya kecuali jika itu sesuatu yang sangat, sangat mendesak... atau mungkin, mereka sudah membawa kembali antidotum untuk obat di tubuh Lu Yizhou.
Dengan susah payah, Moshe mengalihkan pandangannya dari pemandangan memukau lubang pantat Lu Yizhou yang terisi penuh. Napasnya masih tersengal-sengal saat ia memandang karyanya yang paling sempurna, penisnya terasa sakit di antara kakinya.
Lu Yizhou telah begitu hancur oleh dildo di dalam dirinya hingga dia tidak bisa membuka matanya lagi. Dia mengeluarkan erangan parau begitu dildo itu menembus hingga pangkal dan dari situ, hanya ada napas berat dan gemetaran ringan.
