Yang Meiyi terbangun dengan sakit kepala dan hal pertama yang dia dengar adalah suara ibunya yang mengatakan "Kamu di-grounded."
Meiyi duduk tegak dan menatap ibunya yang sudah menatapnya dengan tegas. Dia menghela nafas dan berkata "Aku tidak minum banyak dan kamu tidak bisa meng-groundedku."
"Kamu berumur tujuh belas tahun dan akan mengikuti ujian masuk universitas, tapi malah sibuk minum alkohol di tempat di mana kumpulan snob kaya itu berkumpul. Apakah kamu bahkan punya ide apa yang bisa terjadi jika Fu Mingze tidak menemukanmu, bagaimana jika kamu tertangkap kamera, maka kesempatanmu untuk masuk universitas Suwei akan hilang. Ada apa denganmu?"
"Maaf. Aku hanya terlalu emosional ketika melihat Yang Jia berbicara dengan Fu Mingze. Semua orang menyukai Yang Jia, melihat mereka bersama membuatku bertanya-tanya apakah dia akan tetap menyukainya."
Ekspresi Sang Xiu menjadi lembut ketika mendengar itu dan berkata "Lantas apa? Fokuslah pada dirimu sendiri. Dan untuk pelayan yang memberimu alkohol, dia pasti akan dipecat."
"Bu, jangan marah, aku yang memintanya. Bahkan aku memaksanya dan bukan seperti umurku tertulis di dahiku."
"Dia seharusnya meminta kartu identitasmu sebelum memberi alkohol dan kamu bahkan mungkin telah mengancamnya dengan pistol sejauh ini yang aku tahu tapi pelayan itu tidak akan lagi bekerja di Hotel Meg dan itu sudah final."
"Tapi itu bukan hotelmu, bagaimana kamu bisa memecatnya?"
"Lihat saja, entah dia dipecat atau namaku bukan Sang Xiu." Sang Xiu berkata dengan marah dan meninggalkan ruangan.
Yang Meiyi menghela nafas, dia merasa bersalah telah membuat seseorang kehilangan pekerjaannya, ini membuatnya ingat kata-kata Fu Mingze, dia benar ketika menyebutnya manja.
Saat Yang Meiyi berbaring kembali di tempat tidurnya, dia tiba-tiba duduk tegak lagi dan tersenyum, jelas dia baru saja mendapatkan ide. Dia bangun dari tempat tidurnya dan berlari ke bawah saat dia melihat ibunya memberi instruksi kepada pelayan dan memanggil dengan manis "Ibu."
Sang Xiu berbalik dan melihat putrinya memberikan senyum manis, dia mengejek dan bertanya "Kamu mau apa?"
"Aku tahu kamu bilang aku di-grounded tapi bisakah aku mengunjungi Istana Fu hari ini?" Yang Meiyi bertanya dengan bibir manyun.
"Tidak." Sang Xiu berkata tanpa ragu-ragu.
"Tapi kenapa?"
"Karena di-grounded berarti kamu tidak diizinkan untuk keluar dan selain itu kamu harus lebih fokus pada studimu, ujian universitas sebentar lagi dan meskipun aku tahu kamu tidak akan mendapatkan nilai tertinggi, bisakah kamu setidaknya tidak mendapatkan nilai jelek?"
"Aku bisa lebih fokus jika aku bersamanya."
"Yang Meiyi."
"Jika aku tidak mendapatkan nilai tertinggi dalam ujian universitas setelah semua ini maka aku berjanji tidak akan membicarakan Fu Mingze lagi, bahkan namanya pun tidak akan aku sebut dari bibirku, Bu tolong."
"Apakah itu janji?" Sang Xiu bertanya dengan mata menyipit.
Yang Meiyi diam beberapa detik sebelum mengatakan "Ya, itu adalah janji."
"Kalau begitu baik, pergilah. Lakukan apa yang kamu mau tapi jika kamu tidak mendapatkan nilai tertinggi dalam ujian ini maka kamu harus memutuskan semua hubungan dengan Keluarga Fu."
Yang Meiyi mengangguk dan berkata "Aku setuju."
Sang Xiu melirik sekali lagi ke putrinya dan berjalan pergi. Gadis itu semakin sulit untuk dikendalikan, yang paling mengganggunya adalah putrinya itu akan menderita karena patah hati.
.....
Istana Fu
Saat Yang Meiyi memasuki Istana Fu, dia bisa mendengar kakek Fu berteriak dari studinya, dia bertanya-tanya apakah dia datang di waktu yang buruk, namun dia tetap berjalan ke pintu studi dan mengetuk pintu.
"Masuk."
Setelah mendapat izin untuk masuk, Meiyi mendorong pintu terbuka dan melihat saat kakek Fu memberikan tablet kepada Pelayan Xia dan berkata "Katakan pada mereka untuk berhenti menghubungi saya, tidak ada yang bisa saya lakukan tentang itu."
Pelayan Xia mengangguk dan berkata "Ya Pak."
Dia tersenyum lembut pada Yang Meiyi sebelum berjalan keluar.
Yang Meiyi berjalan dengan lembut ke arah kakek Fu dan mulai memijat bahunya dan bertanya dengan suara manis "Siapa yang membuat kakekku begitu marah?"
"Siapa lagi jika bukan cucu bodoh saya itu, dia baru saja menjadi CEO dan telah mulai memecat semua orang."
"Tapi bukankah itu baik, dia membersihkan tempat dengan mengeluarkan orang-orang yang tidak kompeten dan serakah. Fu Mingze sangat cerdas, aku yakin dia memiliki alasannya."
"Kamu selalu mendukungnya, katakan, mengapa kamu kesini? Aku yakin kamu tidak datang untuk menemuiku kali ini."
Yang Meiyi berhenti memijat bahunya dan berdiri di depannya sambil berkata "Aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Fu Minze tapi aku perlu bantuan kakek."
"Mengapa saya harus membantumu, jika kamu tidak bisa menaklukkan hatinya sendiri maka itu masalahmu." Kakek Fu berkata tegas.
"Tapi kakek aku hanya butuh kamu untuk membantuku masuk ke Grup Fu, kamu tahu keamanan di sana ketat dan aku tidak bisa menemuinya tanpa kartu akses, tolong kakek."
Fu Shen melihat Yang Meiyi yang memberinya pandangan mata anak anjing dan menghela napas di dalam hatinya dan berkata "Baik, aku akan memberikanmu kartu akses yang akan memungkinkan kamu untuk masuk dan keluar dari Grup Fu kapanpun kamu mau."
Mata Yang Meiyi berbinar saat dia memeluk kakek Fu dan mencium pipinya "Kakek Fu adalah yang terbaik."
Fu Shen tertawa dan berkata "Yang Meiyi, bisakah kamu berjanji sesuatu padaku?"
Yang Meiyi mengangguk dan berkata "Ya."
"Kamu belum mendengar apa yang ingin aku tanyakan tapi kamu sudah setuju." Fu Shen menegur.
"Aku tahu kakek tidak akan memintaku melakukan sesuatu yang buruk." Yang Meiyi menjawab polos.
"Kamu benar-benar naif." Fu Shen menegur dan memegang tangannya dan berkata "Bisakah kamu berjanji untuk tidak pernah menyerah pada dia? Dia tidak pernah memiliki kehidupan yang mudah sejak dia lahir, putriku kabur dari rumah ketika dia berumur sembilan belas tahun, dia jatuh cinta dengan orang biasa, seorang pria yang menipunya dan sepuluh tahun kemudian, dia kembali dengan seorang bocah laki-laki berusia lima tahun yang tidak tersenyum dan kamu tahu mengapa? Karena anak itu tahu ibunya akan meninggalkannya sendirian dengan seorang pria tua yang tidak dia kenal. Setahun kemudian, dia meninggal dan Fu Mingze tidak mengucapkan sepatah kata pun selama sebulan, setelah menerima terapi dia menjadi lebih baik tapi aku masih merasa ada luka di dalamnya yang tidak sembuh dengan waktu."
"Aku berjanji. Apa pun yang terjadi, aku tidak akan pernah menyerah pada Fu Mingze." Yang Meiyi berkata dengan tekad di matanya.
Fu Shen tersenyum dan berkata "Terima kasih."