sudut pandang Jules
"Kamu itu lucu." Blaze akhirnya berkomentar setelah beberapa menit dan aku berkedip bingung, itu adalah hal terakhir yang kusangka akan ia katakan. Kami baru saja membicarakan tentang bagaimana aku tidak pernah ingin ia mempertimbangkan opsi mengorbankan hidupnya demi aku dan beberapa menit kemudian dia malah membicarakan betapa lucunya aku.
Seolah membaca pikiranku, ia menyisir rambutku yang menutupi wajah, telapak tangannya menyentuh pipiku seiring ia melanjutkan. "Itu lucu bagaimana kamu berpikir kamu bisa menghentikanku jika aku memutuskan untuk melakukannya. Sungguh lucu. Kamu sangat lucu, kelinci."
Aku tercekat, berkedip lagi. "Blaze!" aku memanggilnya tepat ketika ia menggelengkan kepalanya sebelum lengan-lengannya melingkar ke tubuhku. Dia menggulingkan diri dari tempat tidur dan berdiri, mengangkatku saat ia bergerak dan aku berteriak sejenak sebelum menggenggam bahunya walaupun aku yakin dia takkan pernah menjatuhkanku.