sudut pandang Jules
Dalam posisi ini, wajah kami sangat dekat, mengingatkanku pada ciuman yang kami bagikan semalam. Pipiku semakin merona, dan ketika tangannya menetap di paha telanjangku, aku menarik nafas dalam-dalam. Sentuhannya terasa panas, seperti telapak tangannya tercetak dalam kulitku, dan saat dia perlahan menguleni kelembutan itu, aku merasakan sensasi yang sudah familiar mulai membangun di tempat antara pahaku.
"Apakah kelinciku cemburu?" Dia berandai, membuatku lengah dan menyebabkan aku tercekat.
"Aku melihat ekspresimu dari tempatku berdiri di koridor. Katakan, anak anjing, apakah kamu cemburu pada mereka?" Dia menghardik dan pipiku semakin menggelap ketika aku menggelengkan kepala, berdecak menyangkal tetapi dia hanya mengejek tepat sebelum tangannya meluncur ke atas pahaku untuk menggenggam pinggulku.