{Armia}
Sesuatu yang kecil dan kasar menjilati wajah Armia.
Dalam mimpinya, itu seekor anak kucing yang mungil, penuh bulu dan dengkuran. Seperti yang sering dibawa pulang Darien, yang selalu membuat ayah mereka kesal...
"Mmm... Kemari..." gumam Armia saat dia menarik anak kucing itu lebih dekat.
Tapi, kemudian dia terbangun.
Realitas menyergap saat Armia membuka matanya dan menemukan lidah merah muda Isabella yang tergelincir di pipinya.
"Apa yang kamu lakukan?" Ini bukan benar-benar pertanyaan. Lebih seperti peringatan.
Isabella, seperti yang sudah diduga, hanya tersenyum lebar, telinga rubahnya bergerak-gerak secara riang.
"Bangunin kamu! Margaret bilang kamu sering terlambat bangun akhir-akhir ini." Ekor Isabella bergoyang. "Aku pikir aku harus membantu, tahu?"
Meski begitu, Armia tidak bisa tidak bertanya-tanya jika Isabella punya motivasi lain.