Chapter 156 - Pandangan Kerajaan

{Aria}

Putri Aria duduk di kereta mewahnya, goyangan lembut itu sedikitpun tidak menenangkan pikirannya yang gelisah.

Jari-jarinya yang ramping mengikuti tepian surat yang sudah usang, kertasnya keriput dari banyaknya pembacaan. Kata-katanya begitu lugas, pernyataan yang terkandung sangat sederhana, sehingga Aria merasa dirinya sedang diolok-olok.

"Ratu Melara telah tiada. Keadaan tidak diketahui. Syux dalam kekacauan. Seorang nim mencuat ke permukaan. Berhati-hatilah saat kembali, Yang Mulia."

Mata abu-abu Aria meneliti kata-kata tersebut untuk yang keseratus kalinya.

Rambut putihnya, yang mirip dengan salju yang baru turun, jatuh menutupi wajahnya, menyembunyikan ekspresinya dari dunia luar.

[Ibu... tiada,] pikirnya, wajahnya tetap tenang meski badai mengamuk di hatinya. [Dan sekarang masalah dengan seorang nim. Ini tidak masuk akal. Semua ini tidak masuk akal.]

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS

Related Books

Popular novel hashtag