Itu tidak terlalu menggembirakan.
Melisa dan Aria berjalan menjauh dari taman bersama, meninggalkan Zephyra pada pengamatan terhadap kadal yang baru saja dihidupkan kembali. Matahari pagi membentuk bayangan panjang di seluruh halaman istana, dan Melisa tidak bisa tidak memperhatikan bagaimana itu membuat rambut perak Aria praktis bercahaya.
[Dia terlihat begitu muda,] pikir Melisa, memerhatikan fitur-fitur lembut sang putri. [Mudah lupa bahwa dia sebenarnya lebih tua dariku, setidaknya jika aku mengingat dengan benar apa yang mereka katakan di kelas dulu. Mudah lupa berapa banyak beban yang dia pikul juga.]
Mereka berjalan dalam diam untuk sementara, jejak langkah mereka berderak di jalur kerikil. Tangan Aria terkepal erat di belakang punggungnya, postur tubuhnya sempurna seperti biasa, namun ada sesuatu tentang sikap bahunya yang terlihat... tegang.
Akhirnya, ketika mereka sudah cukup jauh dari jangkauan pendengaran taman, Aria berbicara.
