Chapter 163 - Percakapan tentang Taman

Melisa mengikuti Putri Aria melalui taman istana, kulit ungunya terasa berdesir karena ketidaknyamanan. Sang putri berjalan dengan keanggunan alami. Langkah yang ringan dan halus, punggung begitu tegak hampir terlihat melengkung, wajahnya sepenuhnya netral...

[... Apakah ini rasanya *merasa* miskin? Aku belum pernah merasa seperti ini sejak sebelum aku mendapatkan pekerjaan kantoran di Bumi. Wow.]

Di belakang mereka, dua ksatria bergemuruh dengan baju zirah mereka, kehadiran mereka sehalus sepasang tong sampah berjalan. Melisa hampir bisa merasakan mata mereka membakar bagian belakang kepalanya.

Ekor Melisa melilit salah satu kakinya dengan sendirinya.

[Aku setengah mengharapkan kepalaku bisa terguling begitu saja setiap saat sekarang. Mungkin mereka hanya menunggu isyarat dari Yang Mulia Es di sana.]

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS

Related Books

Popular novel hashtag