Pada malam itu, kedua sahabat itu sudah siap untuk pergi ke gala amal.
"Setelah semua usahaku, kamu masih memilih penampilan bisnis ini," keluh Mia, sambil melihat temannya yang mengenakan blazer yang ramping dan pas di badan, berwarna hijau zamrud tua yang kaya dengan kilau halus.
"Saya baik-baik saja seperti ini," kata Natalie, sambil melirik sekilas pada dirinya di cermin. "Lagipula, kamu yang seharusnya tampil mencolok. Prospek pernikahanmu bisa jadi ada di sana."
"Ah, bodo amat dengan dia," gumam Mia. "Tolong aturkan gaun ini."
Mia terlihat menakjubkan dalam gaun peach yang lembut, model off-shoulder dan panjang selutut, yang membuatnya tampak seperti kecantikan etereal. Rambutnya diikat dalam sebuah simpul yang longgar, dengan beberapa helai dibiarkan terurai untuk membingkai wajahnya.
"Aku punya boneka hidup sendiri untuk di-styling," goda Natalie, sambil mengagumi kecantikan Mia. "Si bajingan itu pasti akan menyesal telah membiarkanmu pergi."