Mata Julia membulat karena menyadari sesuatu. "Sepertinya 'teman' Anda adalah seorang wanita—atau mungkin teman Anda memiliki ketertarikan aneh pada lip gloss. Atau," suaranya meninggi dengan dramatis, "apakah dia lelaki yang lebih menyukai lelaki? Justin, jangan bilang kamu juga menyukai lelaki, dan itulah alasanmu selalu menolak kencan buta yang aku atur!" Nada suaranya penuh dengan sindiran horror. "Apakah aku benar-benar tidak akan mempunyai cicit sendiri?!"
Justin mengusap rambutnya, frustrasi bertambah. Hari ini sudah dimulai dengan bencana, dan sekarang ini?
Noah, yang berdiri di samping, berjuang keras untuk tidak tertawa. Jarang sekali melihat bosnya yang biasanya tenang dan berwibawa menjadi begitu tak berdaya dan kacau.
"Nenek, berhentilah bersikap dramatis. Kau tahu itu bukan masalahnya," desah Justin, berjalan ke kamarnya dan membuka kancing kemejanya untuk berganti pakaian.
Namun, tentu saja, Julia mengikutinya masuk. "Kalau bukan itu, lalu apa?" dia mendesak.
