Amy merintih ketika ia merasakan lidah Henry yang basah, hangat, dan lembut menjilati klitorisnya. Dia memfokuskan matanya pada wajahnya, mengamati setiap reaksi Amy terhadap tindakannya. Dia tersenyum setiap kali Amy menjerit namanya dan merintih keras seakan-akan dia akan meledak.
Henry mempercepat gerakan lidahnya membuat Amy menggenggam rambutnya dengan keras.
"Sial! H-Henryy! Ahhh!" Amy terisak, tekanan di dalam dirinya yang terus meningkat berada di level yang berbeda, dimensi yang berbeda jika itu masuk akal.
Dia bisa merasakan bahwa dia akan mencapai klimaks hanya dengan lidahnya saja. Dia menjilatnya begitu nikmat sehingga Amy merasa seakan-akan jiwanya akan meninggalkan tubuhnya dan terbang tinggi.
"S-Sialan aku sekarang, Henry, aku– Ah!" Amy berteriak saat Henry memasukkan jarinya ke dalam intinya dan membengkokkan jari-jarinya sedikit sambil meraba-rabanya.