Varion berkedip, terkejut lebih karena fakta bahwa ada yang menamparnya daripada rasa sakit dari tamparan itu sendiri.
"Apa..." dia bingung selama beberapa detik sebelum kemarahan menguasainya. "Anak jalang--kamu berani--"
TAMPAR!
Suara yang tajam dan keras bergema di dalam ruangan dan kepala Varion berbalik ke arah lain. Sensasi perih kini berasal dari kedua sisi wajahnya.
"Jangan bicara kotor tentang ibuku."
Suara rendah, dingin itu sama seperti yang ia dengar melalui televisi. Varion mengertakkan giginya dan hendak bangun, hanya untuk menyadari bahwa anggota tubuhnya sangat dibatasi oleh belalai hitam pekat. Dan tepat saat ia hendak membuka mulut, belalai yang sama menutup mulutnya seperti sebuah penutup.
"Kamu...bodoh, ya?" mata biru itu menyipit. "Aku di sini berdiri sementara kamu berlutut, tapi tidak terpikir olehmu bahwa kamu dalam masalah? Apakah itu arogansi, atau hanya kebodohan belaka?"
"Hggh!"