Tawa yang mengisi yacht terdengar menyebalkan dan menakutkan karena alasan tertentu, mungkin karena mata merah menyala itu bersinar dingin selama semuanya.
"Oh, Dewa-Dewi... Anda tidak bisa seperti ini, mantan Ketua Serikat," tawa Radia berakhir sambil dia menengok kepala ke arah pria tua yang bingung itu. "Puas?"
Dengan alis terangkat, bibir yang sebelumnya tersenyum lebar tiba-tiba kehilangan lengkungannya dalam sekejap mata. "Anggota serikat saya diserang, kemajuan serikat saya terhenti, dan Anda pikir saya akan puas hanya dengan memberi Anda bantuan?" suaranya turun lebih rendah. "Apakah Anda menjadi terlalu tumpul setelah pensiun?"
"Radia Mallarc!"
"Belthera," nada ceria, santai yang selama ini digunakan Radia lenyap bagai bohong. Kedinginan yang keluar dari bibirnya sekarang cocok dengan tatapan mata merah itu. "Ketika seseorang melakukan sesuatu, harus ada akibatnya," Radia melanjutkan, sebelum menambahkan dengan nada kering. "Hukuman. Penebusan."
