Makan siang Bu Nenek terasa hangat seperti Bu Nenek itu sendiri. Rasanya seperti masakan rumahan yang dibuat dengan memikirkan orang yang akan memakannya, sama seperti masakan Ayya atau Bassena. Zein merasa sedikit lebih tenang berkat mana, namun makanan hangat yang dibuat dengan penuh perhatian membuat hatinya semakin tenteram.
Mungkin itulah sebabnya ia bisa ikut dalam percakapan ringan di meja makan, meskipun kebanyakan yang bicara adalah Bu Nenek dan Bassena. Namun suasana tenang itu sangat dibutuhkan sebelum ia bertemu dengan ibunya.
"Kamu akan menemui ibumu, nak?" tanya Bu Nenek setelah mereka selesai makan siang yang nikmat dan Bassena telah mendapat resepnya.