Ketika Bassena membuka matanya, ia menyadari bahwa kepalanya masih bersandar di dada Zein, dan tangannya masih melingkar di tubuh pemandu tersebut, sementara sebuah tangan dengan lembut mengusap rambutnya.
Ia menutup matanya lagi, menyerap momen membahagiakan yang terasa seperti mimpi. Zein selalu menjadi orang yang aktif di pagi hari, jadi jarang sekali pemandu itu masih di tempat tidur bersamanya ketika ia sudah terbangun, dan Bassena ingin menghargai setiap detiknya.
"Kamu akan tidur lagi?"
Tentu saja, Zein memiliki pengalaman cukup untuk tahu jika seseorang benar-benar tidur atau tidak. Dengan kata lain, bukannya membuka mata dan bangun, Bassena hanya mempererat pelukannya di tubuh bagian atas pemandu, yang memberinya tepukan ringan di pelipisnya, namun juga suara tawa yang merdu.
"Baiklah, aku akan pesan antar makanan saja," Zein, yang sudah bermain dengan komunikatornya, menggeser jari-jarinya di layar yang melayang.