Aku adalah seorang pelajar, aku mungkin terkadang sekolah dan terkadang absen karena aku pemalu, di sekolah, aku hanya memiliki 1 teman, dia perempuan cantik, tubuhnya langsing, matanya indah berkilauan, bulu matanya tebal, dadanya sedikit besar, rambut hitam yang wangi dan panjang membuatnya menjadi semakin indah.
Jika dia pake seragam, dia imut sekali..., dia adalah teman masa kecilku, namanya Clarissa, Rumah dia bersebelahan dengan rumahku, orangtua kami pun sangat dekat, aku berfikir, 'kenapa dia ingin berteman denganku? Dia memiliki banyak teman di dekatnya, mengapa hanya diriku yang sangat dekat dengannya?'
Aku sempat berfikir seperti itu, namun, melihat senyumannya, itu membuatku senang.
Di saat tak ada yang menemaniku, dia datang menemaniku, Di saat aku kesusahan pun, dia datang kepadaku dan menghiburku, dia sangat-sangatlah baik, membuatku menyukainya, sampai hari, dimana dia meninggalkanku.
[Dikabarkan ada keluarga yang mengalami kecelakaan....]
Sebuah berita di tv mengabarkan kecelakaan, diriku saat itu sedang minum segelas air putih, saat aku melihat mobil did alam berita, aku pun tahu, di dalam mobil itu, ada Clarissa dan keluarganya, aku melepaskan gelasku, pecahan gelas berhamburan, tubuhku gemetar, wajahku mengerut, mataku mengalir air mata.
Orang tua ku pun tak percaya, orang terdekat mereka meninggalkan mereka, ibu ku menangis, ayahku mencoba menghibur ibu.
"Apa mereka benar-benar meninggalkan kita?"
Diriku secara tiba-tiba mengatakan itu kepada orantuaku, ayahku menatap dengan wajah sedih, ibuku tak berhenti menangis memelik ayahku.
Dia mengalami kecelakaan bersama keluarganya saat dia pergi liburan, mobil mereka hancur, tak ada yang selamat di antara mereka, diriku pun hancur sehancur-hancurnya, melihat teman dekatku meninggalkanku, tidak, dia orang yang ku suka.
Orang tuaku pergi ke pemakaman, sedangkan aku. Aku mengurungkan diri di kamar, bersembunyi di balik selimut, aku menangis tak terhenti, aku masih tak percaya satu-satunya temanku, tiada.
Aku sempat tidak bersekolah selama hampir 10 bulan, orang tuaku khawatir, mereka terus membujukku untuk bersekolah kembali, namun, jika tak ada dia, sekolahku tak ada artinya!.
Seharian ku hanya bermain video game, membaca manga, menonton anime, bermain internet, keseharian ku itu terkadang membuat ayahku marah, dan mencoba untuk mengembalikan diriku yang lama, namun aku tetap menghiraukannya.
Aku tak sanggup menjalani hidup dengan benar, dengan temanku yang sudah tiada, aku tak mau bersekolah, apa artinya? Warna hidupku abu-abu semenjak dia meninggalkanku.
Di saat aku sedang berjalan menuju pintu dan mencoba membuka pintu karena sudah beberapa bulan aku tidak keluar dari kamar, cahaya keluar membuatku memejamkan mata sekejap.
Saat aku membuka mata, yang kulihat adalah pedang rumput yang luas, pintuku tiba-tiba menghilang, di saat pintuku menghilang, aku melihat hutan yang lebat, aku terjatuh karena terkejut.
"Ehhhhhhh....."
"J-ja-jangan bilang ini dunia lain yang di sebut 'Isekai'?!"
Diriku terkejut sekujur tubuhku berkeringat dan gemetaran, gigiku bergetar seperti menggigil.
'apa yang ku pikirkan, aku sudang bermimpi, mana mungkin ada Isekai, Isekai cuman cerita fiksi di anime sama light novel, kayaknya kalo aku tidur lagi, aku bangun di tempat tidur kesayanganku bersama manga-manga tersayangku'
Aku berfikir seperti itu dan mencoba kembali tidur dengan berharap terbangun di kamar kesayanganku, namun kenyataannya, aku berada di dunia lain yang bernama "Isekai"
'ko-kok aku gak bangun di kamarku sih'
Diriku lari dari kenyataan dan mencoba untuk tidur kembali tetap saja dalam beberapa menit aku terbangun di tempat yang sama.
'Ja-jangan bercanda, I-isekai harusnya cuman ada di fiksi'
Aku berkeringat dingin, tubuhku terus tak berhenti gemetaran, kaki ku sulit untuk berdiri, berharap dunia lain itu hanya fiksi.
'bisa gawat kalo misal ada monster tiba-tiba nyerang, aku harus lari, ini dekat hutan, tapi kaki ku gak bisa berdiri, gimana ini'
Aku terus berfikir untuk lari namun kaki ku tetap saja tak bisa berdiri.
Dari kejauhan, aku mendengar eraman monster, monster itu mirip dengan serigala, monster bersembunyi di balik pepohonan dan mencoba mendekatiku.
'ta-tamat sudah riwatku'
Aku putus asa dan berfikir hanya kematian yang menunggu ku.
'aku memang ingin ke Isekai, aku hanya berfikir itu dunia fiksi, dan sekarang saat aku di dunia lain, aku malah di temukan bersama monster, kenapa aku malah di panggil ke dunia lain hanya untuk di terkam monster'
Aku putus asa, saat itu tak ada yang bisa menolongku, tubuhku gemetar hebat, keringatku mengalir deras, aku tak berpikir jernih selain kematian.
⟨⟨⟨konfirmasi : skill death di dapatkan⟩⟩⟩
Di saat aku tidak berpikir apa-apa secara tiba-tiba suara perempuan dalam kepalaku muncul, apa? Skill kematian?!.
Monster pun mendekati ku, dia saat aku akan melindungi diri menggunakan tangan kananku.
⟨⟨⟨skill di aktifkan⟩⟩⟩
Suara wanita dalam kepalaku muncul kembali, tanganku mengeluarkan cahaya ke unguan membuat monster itu terpental ke batang pohon, warna bulu monster itu berubah menjadi ungu dengan corak hitam, tiba-tiba darah keluar dari mulut monster itu!?.
"A-apa yang terjadi"
Aku terkejut, diriku tiba-tiba mengeluarkan kekuatan aneh yang membuat monster itu mati dalam sekejap.
⟨⟨⟨Level meningkat : skill bertahan hidup di dapatkan⟩⟩⟩
Suara wanita dalam kepalaku muncul kembali, membuatku penasaran suara apa itu, tapi aku mengingat sesuatu.
Di dalam sebuah anime, aku selalu melihat suara wanita itu adalah suara untuk memberitahu level dan skill kepada pemeran utama.
'jadi, aku, pemeran utama dalam sebuah anime?'
Aku berfikir aku adalah pemeran utamanya, namun aku melupakan itu dan mengingat kembali, jika di dunia ini aku bisa melihat statusku.
'oh aku ingat, tinggal kayak pencet tombol di depanku, kayak gini'
Sesuatu mengalir dalam tubuhku dan mengeluarkan layar berwarna kuning bertuliskan status.
Di dalam statusku seperti ini:
Nama : Hataru
Kelamin : Lelaki
Level : 1
Job : belum di temukan
Gelar : belum di temukan
Skill : kematian [level 2]
Bertahan hidup [level 1]
Ahh.... Sepertinya, diriku bukan pemeran utama, skill ku memang keren, tapi levelnya....
Jika pemeran utama, mungkin levelnya ratusan atau mungkin tak terbatas.
'untuk saat ini, aku melihat kedalam hutan saja dulu, sekarang, aku sudah agak tenang'
Aku pun berjalan ke dalam hutan yang lebat, semak belukar membuat sulit bergerak tetapi aku tetap berjalan melihat sekitar apakah ada suatu petunjuk atau item yang dapat ku ambil.
Di saat aku melirik ke arah samping, aku melihat seorang perempuan, perempuan cantik berambut panjang hitam, menggunakan baju seperti seorang budak di anime-anime, bajunya agak lusuh dan kotor, membuat dadanya sedikit terlihat.
Dia Terlihat ketakutan dan sedang terpojok oleh segerombolan orang, ku pikir itu bandit, aku melangkah perlahan mendekat, aku tak berfikir akan menyelamatkannya, karena ada 5 orang pria dewasa, mungkin saja levelku lebih rendah dari mereka.
"Menjauhlah"
Setelah aku melihat kembali wajah perempuan itu, aku seperti mengenalinya, secara refleks aku berlari mendekat, tangan kananku mengarah ke arah para bandit itu.
*"death"*
*CLIIINK*
Aku tidak tahu kenapa aku mengucapkan itu, namun itu membuat para bandit berhenti bergerak, mereka hanya melirik kearahku, tubuh mereka membeku batu seperti serigala tadi yang ku kalahkan.
"Pa-pasri ke-kerga de (Si-siapa ka-kau)"
Seorang bandit mencoba berbicara padaku, namun, aku tak mengerti, apa yang dia bicarakan?.
Aku tetap mengarahkan tanganku kepada para bandit sembari melindungi perempuan itu, aku tak tahu masalah mereka, namun tubuhku secara refleks melindungi perempuan ini.
Saat mataku melirik sebentar ke perempuan itu, para bandit pun mengeluarkan darah dari mulut mereka.
Aku terkejut, ku kira mereka tak bergerak hanya karena melihatku lemah, tetapi, mereka tiba-tiba saja mati.
⟨⟨⟨Level meningkat : Skill bayangan di dapatkan : gelar pembunuh berantai di dapatkan⟩⟩⟩
'hei, mengapa aku harus mendapat gelar itu sialan?!'
Aku kesal mendengar gelar itu.
"Kora gedri... (terimakasih...)"
Aku tak mengerti apa yang dibicarakan perempuan itu, aku melongok seperti orang bodoh karena tak mengerti bahasa dunia ini.
⟨⟨⟨Lapor : apakah anda ingin mengaktifkan skill penerjemah?⟩⟩⟩
Yes/No
aku beruntung skill penerjemah tiba-tiba muncul, aku langsung mengatakan "yes".
*Skill penerjemah di aktifkan*
"Pe-permisi, apa kau tak apa?"
Perempuan itu berbicara kepadaku dan sekarang, aku mengerti apa yang dia katakan, dia berdiri di hadapanku sekarang.
"Ti-tidlak apwa apwa"
'grrr, sialan, karena aku sudah lama tidak berbicara dengan orang lain, aku malah gigit lidahku'
"Ahaha..."
Perempuan itu tiba-tiba saja memperlihatkan ekspresi wajah seperti melihat sesuatu yang aneh
'lihat, sekarang aku malah di kira orang aneh, apa tak ada skill berbicara dengan lancar?'
Aku mengeluh dalam hati, namun, itu juga salahku karena jarang berbicara dengan orang lain, dengan tekad yang tidak kuat, aku pun berusaha berbicara lagi, semoga saja. Ini lancar.
"Aaa... Anu... Ma-maaf, aku orangnya kikuk..."
Dengan tubuh gemetar aku berhasil berbicara, bagus diriku kau seorang pejantan!
"Ahh... Tidak apa-apa, sekali lagi, aku berterimakasih, jika bukan berkatmu, mungkin aku sudah dibawa para orang-orang itu!"
Perempuan itu berterimakasih sedikit menunduk seperti orang jepang saja, tubuhnya masih gemetaran, aku merasa kasihan, apa orang-orang itu mencoba memperkosa nya?.
"Ahh... Tidak perlu berterima kasih, aku kebetulan lewat saja haha" aku melambai-lambai tangan agar perempuan itu berhenti menunduk "omong-omong, kenapa mereka mengincarmu?"
"Mereka adalah orang-orang suruhan, karena aku melarikan diri dari majikanku"
Perempuan itu, bercerita dengan wajah sedikit sedih kepalanya sedikit menunduk.
"Ma-majikan? Jadi, kau benar-benar budak?"
Aku sedikit terkejut, wajahku sedikit menganga.
"Ya, aku lari dari perdagangan budak, aku melihat, temanku... Kakakku... Di-di"
Wajah perempuan itu berubah seperti melihat sesuatu yang membuatnya trauma dan ketakutan, membuatnya gemetar, kakinya seperti tak kuat menahannya, tangannya menutupi tubuhnya, sepertinya, di tempat perdagangan itu, terjadi sesuatu.
"Ka-kamu baik-baik saja? Tidak perlu memaksakan diri"
Diriku yang saat itu di hadapannya tak bisa berbuat sesuatu, karena diriku yang lemah ini. Bahkan saat teman dekatku meninggalkanku saja, aku hanya mengurung diri.
Apa-apaan diriku yang lemah ini?
Apa diriku tak bisa membantunya?
Ayolah bantu dia!
Diriku saat itu bimbang tak bisa menentukan, karena hatiku merasakan sesuatu yang menakutkan, tubuhku ikut gemetaran. Yang benar saja! Seorang penyendiri introvert ini harus menyelamatkan para budak?!
Aku saat itu harus memutuskannya, dengan tekadku yang mulai bulat, aku ingin membantunya, aku tidak ingin seseorang merasakan kehilangan sesuatu seeprtiku!?, aku harus membantunya!
Perempuan itu masih meringkuk ketakutan mengingat suatu kejadian yang menbuatnya trauma.
"Kakak.... Risabela"
Perempuan itu mulai berbicara sendiri, aku khawatir dan mendekatinya.
"He-hei, bi-bisakah kau be-beritahu, lokasi tempat itu?
Diriku yang bermodalkan nekat mencoba bertanya, aku ingin membantunya!
"Ka-kau se-serius i-ingin membantu?"
Perempuan itu melirik kearahku seakan melihat secercah harapan. aku masih bingung bagaimana membantunya?, apa aku harus membunuh para pedagang dan penjaganya?
"Y-ya, bisakah kau beritahu?"
Aku masih ragu dan gemetaran, di hatiku hanya berfikir, mungkin akan mati dalam sekejap saja saat tiba disana.
"Ba-baiklah, apa kau memiliki rencana?"
Perempuan itu kembali bangkit melirik kearahku.
'akh, sial, aku bilang itu tetapi tak memiliki rencana'
⟨⟨⟨Di konfirmasi skill : perencana di diapatkan⟩⟩⟩
Diamlah, aku sedang berfikir....
*CRINKK*
Terlintas sebuah rencana dalam kepalaku untuk membebaskan para budak.
"He-hei aku punya rencana"
Aku menceritakan rencana itu dan membisikannya meski ragu.