SMA Ayamasa, terletak di pedesaan terpencil Prefektur Nagano, adalah sebuah sekolah yang tampak biasa di luar. Namun di dalamnya, terutama di Kelas C tahun pertama, terjadi keganjilan yang tak terduga.
Jauh dari hiruk-pikuk kota dan tersembunyi diantara pegunungan dan hutan lebat, sekolah ini kini menjadi pusat fenomena yang mengundang tanya.
Kelas C tahun pertama adalah satu-satunya kelas yang mengalami fenomena aneh yang sulit dijelaskan oleh logika manusia modern. Di zaman yang serba canggih ini, dimana sains dan teknologi memegang kendali, sangatlah mustahil bagi siapapun mempercayai bahwa sihir benar-benar ada. Namun, apa yang kami alami sekarang adalah kenyataan yang tak terbantahkan. Kekuatan super yang tiba-tiba muncul di antara kami bukanlah sebuah khayalan, melainkan sesuatu yang nyata dan berbahaya.
...
Hingga kini pada Abad ke-21. 1 Maret tahun 2030. Hujan deras yang mengguyur Jepang selama lebih dari 1 bulan tanpa henti, kita semua sepakat bahwa Hujan yang sangat lama dapat menyebabkan banjir bahkan bencana alam yang lain pun akan bermunculan, tetapi itu hanyalah apa yang kita percayai selama ini.. nyatanya pada saat itu hujan seakan langsung melewati lapisan bawah Bumi, tidak ada air yang menggenang, bahkan hanya membasahi permukaan jalan dan tanaman saja, tidak ada banjir ataupun bencana-bencana lainnya, Ini merupakan peristiwa pertama yang belum terpecahkan oleh Para Ahli, Profesor dan lainnya, sehingga kejadian ini pun terlewati begitu saja.
Meskipun demikian, Hujan ini masih dapat membasahi pakaian seseorang.
....
Hujan deras tak kunjung reda. Pagi itu, Aku, Atsumi Ryouta adalah siswa Kelas C, berlari kecil menuju sekolah. Hujan membasahi seragam sekolah ku, namun aku tidak begitu peduli.
"Ryo, cepat ke sini!" teriak Kazuki Nakamura dari gerbang sekolah. Kazuki adalah teman dekat ku, dan dia juga adalah seorang atlet lari yang selalu siap membantu siapa saja.
Aku tersenyum dan mempercepat langkahku. Setelah melewati gerbang sekolah, Aku dan Kazuki berjalan menuju ruang kelas kami.
Saat kami berjalan di lorong sekolah, Kazuki bertanya padaku, "Game apa yang kau mainkan hingga membuatmu terlambat seperti ini, kawan?"
Seperti yang dikatakannya, Aku terlambat datang ke sekolah karena terlalu asyik bermain game Multiplayer Online Battle Arena 5 melawan 5 yang sedang populer.
"Tidak, aku hanya sedikit mencoba game itu, namun tak kusangka aku terlalu asyik bermain dan hanya mendapat waktu tidur 4 jam, huft...".
"Heee~..."
...
Setelah pembicaraan kami selesai, akhirnya kami sampai juga didepan kelas, pada saat itu aku melihat Yui Nakano, gadis cerdas dengan tatapan tajam, dan Mio Akiyama, gadis pemalu yang selalu membawa biola kesayangannya.
Rasanya aku harus menyapa mereka..
"Selamat pagi.."
Dihiraukan..
Aku berpikir mungkin itu terlalu basi untuk sekadar menyapa, di saat seperti ini, menyinggung cuaca yang sedang terjadi adalah topik menarik yang populer dikalangan pria populer.
"... Omong-omong, hujan aneh ini benar-benar awet, apa kalian tidak bosan dengan hujan ini?" Ucap diriku sambil tersenyum.
Dihiraukan—
Nampaknya, aku tidak begitu populer dikalangan wanita..
"Ehmm? Sejujurnya, aku mulai khawatir. Hujan ini tidak wajar," Kazuki yang menjawabnya sambil menaruh tasnya tepat di depan tempat duduk ku, mungkin dia mengira aku berbicara dengannya.
Hari itu berjalan seperti biasa, hingga saat perasaan aneh yang tidak dapat dijelaskan mulai menyelimuti Kelas C.
Detak jantung kami semua berdetak kencang seakan was-was dan panik akan sesuatu, ya.. seperti.
"Sesuatu yang besar akan terjadi, dan mereka belum menyadarinya."
Hari Senin, terjadi sebuah fenomena aneh yang terjadi di abad-21, ketika kelas hampir memasuki jam belajar tepat setelah Ketua Kelas sekaligus Ketua OSIS yang bernama Miranda, memberi salam kepada Guru.
Namun, sebelum Ketua Kelas berbicara, tiba-tiba saja kami dikejutkan dengan suara bisikan misterius yang membuat kami sekelas kebingungan dan bertanya-tanya.
"Dunia yang baru akan tercipta, dan kalian adalah pemeran utama didalamnya, sebuah Opera Luar Biasa yang pernah hilang akan segera dimulai."
Terdengar sebuah bisikan halus yang membisikkan kami semua, kata-kata yang diucapkannya begitu membingungkan, seperti Dunia baru?
Pada awalnya kami menghiraukannya, hingga muncul setitik cahaya yang tiba-tiba berada di depan meja kami semua.
?!!!!
Cahaya itu perlahan membesar, memancarkan sinar yang begitu terang sehingga kami semua menutup mata. Ketika kami membukanya kembali, kelas telah berubah total.
Dinding-dinding kelas kini bersinar dengan warna-warna yang belum pernah kami lihat sebelumnya. Meja dan kursi tampak melayang sedikit di atas lantai. Suara bisikan itu kembali terdengar, lebih jelas kali ini.
"Kalian telah dipilih. Lakukan apapun yang kalian inginkan sebagai pondasi untuk Dunia Baru yang akan kalian ciptakan. Untuk itu, kekuatan yang luar biasa kini ada di dalam diri kalian.."
Miranda, yang biasanya tenang dan penuh kontrol, tampak bingung. "Apa yang terjadi? Apa maksud semua ini?" tanyanya, suaranya bergetar sambil melihat sekitarnya.
Ryouta Atsumi, adalah aku yang seorang siswa biasa-biasa saja yang selalu duduk di barisan belakang, bangkit dari kursinya. "Apakah ini semacam lelucon?" tanya diriku dengan nada yang skeptis.
Namun, saat aku melangkah ke depan, sebuah kilatan cahaya menyelimuti diriku dan tiba-tiba tubuhku bersinar dengan berselimut aura biru. Aku melihat tanganku yang kini berkilauan, lalu mengangkatnya ke udara. Tiba-tiba, sebuah ledakan energi yang seperti sebuah laser cahaya keluar dari tanganku, menghantam papan tulis dan meninggalkan bekas yang berkilauan.
"Apa...apa itu?" tanya salah satu teman sekelas dengan suara gemetar.
Didalam situasi yang tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskannya, kami semua mulai berpikir sendiri kemudian mereka yang melihat kekuatan supernatural terjadi tepat dihadapan mereka, kini satu per satu, mereka mulai menyadari bahwa sesuatu yang luar biasa telah terjadi. Masing-masing dari kami merasakan perubahan dalam diri, sebuah kekuatan baru yang belum pernah kami rasakan sebelumnya.
..
"Tiba-tiba saja tangan dan mataku seakan tersengat listrik atau sesuatu... Apa itu."
Miranda memejamkan mata, mencoba menenangkan diri. Ketika dia membukanya kembali, secara mengejutkan Miranda mendapat semacam kekuatan super yang mampu mengeluarkan aliran Listrik ditangannya.
Kami semua sekelas sangat terkejut dengan dirinya, aliran listrik bertegangan tinggi tersebut berputar-putar diatas telapak tangannya.
"K..ketua.." Kazuki ingin bertanya apa yang sebenarnya terjadi kepada Miranda.
Begitupun dengan murid-murid wanita yang juga sangat penasaran dan sedikit ketakutan.
Dalam tatapan itu, Miranda sebenarnya juga sangat terkejut, detak jantungnya berdetak sangat kencang.. dari tangan hingga menyambar ke otak, perasaan yang sedikit tersengat yang dirasakannya itu adalah hal yang menandakan bahwa Miranda dapat menciptakan sihir Listrik atau petir hingga memanipulasi kemampuannya.
Namun, demi menjaga ketertiban siswa, sebagai ketua kelas, ada tekad yang kuat dalam pandangannya. "Kita harus mencari tahu apa yang terjadi dan bagaimana cara mengendalikan kekuatan ini. Kita tidak bisa membiarkan ketakutan menguasai kita."
Tepat setelah mengatakannya, tanpa disadari, Miranda menonaktifkan kemampuannya dengan cara mengepal tangannya sendiri.
Setelah kejadian aneh tersebut berlalu, kelas kini kembali normal, warna-warni serta bangku dan meja kelas yang tadinya melayang-layang kini juga sudah kembali ke tempatnya semula, dan kondisi diluar sekolah kami saat ini entah mengapa dikelilingi oleh banyak polisi.
Sepertinya ini tidak akan berakhir dalam satu hari.