Hujan turun deras malam itu, seolah meratapi kepergian seseorang yang takkan kembali. Jiwon berdiri di ambang pintu rumah orang tuanya, aroma tanah basah bercampur dengan rasa dingin yang menusuk kulitnya. Di dalam rumah itu, bukan hanya kenangan Liz yang mengisi setiap sudut, tapi juga tanggung jawab besar yang kini tiba-tiba jatuh ke tangannya.
"Liz yang seharusnya ada di sini... bukan aku," pikir Jiwon, matanya menerawang ke dalam rumah yang dulu tak pernah terasa miliknya. Namun kini, semuanya berubah.
Tanpa pilihan lain, dia harus menjadi Liz—hidup sebagai saudara kembarnya yang sudah tiada, menjalani peran yang bukan untuknya, bahkan menghadapi seorang pria yang tak pernah dia bayangkan akan menjadi bagian dari hidupnya.
Jiwon mendongak. Tidak ada yang mempersiapkannya untuk ini—mengambil alih hidup seseorang yang telah tiada. Menjadi bayangan dari kembarannya sendiri. Dan lebih dari itu, menjalani hidup yang bukan miliknya, bersama pria yang sama sekali tak ia kenal, yang kini menjadi bagian dari masa depan yang tidak pernah ia inginkan.
Ketidakpastian menyelimutinya, dan seiring langkahnya memasuki rumah, Jiwon sadar bahwa hidupnya tak akan pernah sama lagi.
---