Kekuatan, kekuasaan dan kekayaan tiga hal yang selalu akan menjadi yang teratas. Lima tahun setelah era bajak laut mulai merajalela, walaupun banyak yang memiliki ketiganya namun satu yang paling tertinggi yaitu bajak laut 'fantasi'
Velenesian, 1655
Pagi itu matahari bersinar terang. kota yang biasanya dipenuhi lautan manusia hari ini terlihat begitu sepi, penduduk setempat berusaha menutup rumahnya rapat-rapat, sementara yang masih berada diluar berusaha masuk kedalam dengan wajah penuh ketakutan dan panik, hewan di sekitar pun bersuara tidak karuan. Semuanya kontras dengan indah cerahnya hari itu.
Walau samar samar, sebuah awan hitam mulai menjalar, seakan mengiringi enam buah kapal yang menuju kota. Semakin mendekat kapal itu terlihat bendera angkatan laut yang bersebelahan dengan lambang kekuasaan dunia, yaitu Tronesia. Biarpun masih cukup jauh bentuk lima kapal frigate yang mengawal kapal man of war. Semakin mendekat kapal itu semakin Berserakan warga berusaha menjauh.
"Takk!" Kapal mulai mendarat dan menghantam pelabuhan kecil sepi dan hanya tersisa beberapa orang tak sempat melarikan diri. Pintu masuk kelima frigate mulai terbuka, seluruh pasukan berpangkat rendah didalam mulai keluar membentuk barisan prosesi bagi petingginya yang ada di man of war.
"Doom!" Empat tembakan meriam kosong diluncurkan membuat masyarakat terdiam di tempatnya masing masing menyaksikan kejadian itu. Semua berpangkat tinggi pun turun dari pangkat laksamana pertama hingga sang panglima Louis Beckman. Namun bukan itu yang dinanti tapi seorang pria paruh baya dibelakangnya
Dengan tubuh berotot dan besar setinggi dua meter dan muka beringas pria itu masih memakai topi dengan gambar tengkorak dan roket bersilang di bawahnya dan baju berwarna ungu sebagai kebanggaannya selama menjadi kapten bajak laut terkuat. Sayangnya tangan dan kakinya sudah terbelenggu borgol setebal 10 cm. Jalannya tertatih tatih menginjak jembatan akibat luka yang memenuhi sekujur tubuh.
"Dewa kematian bajak laut" itulah sebutannya karena kekejamannya dan tidak berperikemanusiaan kesiapaun termasuk anak buahnya saat berada di samudra lepas. Disisi angkatan laut dia sering disebut sang raja bajak laut dan menjadi ancaman bagi Tronesia, tapi nama aslinya adalah Leonardo Van Gogh.
Ketika Leo menginjak kaki di tanah kelahirannya itu terlihat burung gagak bertebangan dari arah Utara dengan suara nyaring, padahal ini masih musim panas. Bayi di seluruh kota menangis seketika itu juga.
Sambil diancam sebuah tombak mengarah ke lehernya, ia berjalan dengan percaya diri menuju tiang pancung setinggi 10 meter yang sudah dipersiapkan untuknya di tengah kota.
"Menjijikan!" Teriak seorang pemuda mengingat kejadian pembunuhan ayahnya, sambil melempar beberapa batu menargetkan luka basahnya. Leo hanya tersenyum sinis tanpa merasa bersalah dan terus berjalan teguh mendekati ajalnya
Akhirnya ia tiba di atas menara eksekusinya, udara mulai musim itu bertentangan membuat beberapa orang menggosok tangannya
tidak perlu pemaksaan ia sendiri menyerahkan kepalanya ke pasungan pancung. Ketika guillotine terangkat Leo tersenyum, bertambah naik bilah itu semakin keras tawanya Hingga membuat semua manusia disana merinding.
Saat mata pisau itu sampai di titik y
Tertingginya Leo menggigit putus lidahnya sendiri menyebabkan cairan merah menutupi brewok hitamnya. Wajahnya menegang, mata merah tajam Gogh menatap Louis, duduk tak jauh di depan.
Dikala tidak turun, dirinya dengan sekuat tenaga berteriak yang tak mungkin tidak didengar seisi kota. Walau sudah tak berlidah, suara itu terdengar jelas "ERA BARU!" Ucapan itu disambut hewan ternak yang mulai keluar peternakan berserakan. Akhirnya bilah itu membelah tubuhnya.
Langit mengeluarkan air entah untuk kesedihan atau kesenangan, sialnya badai mulai mengisi lautan di sekitar, semuanya mulai panik berlarian melihat bencana semakin tidak jelas, tapi seakan kurang puas akan kematian Leo sebuah petir menyambar tubuhnya, tidak hanya sekali tapi tiga kali berturut turut, dan semua yang melihat mulai berteriak dan berusaha menyelamatkan diri
Walaupun kejadiannya hanya sebentar tapi menjadi legenda yang sangat terkenal sehingga sering disebut sebagai Bencana Dewa Kematian dan terus menyebar hingga ke generasi berikutnya bahkan seluruh Tronesia