Arga mengikuti Lira melewati jalan-jalan sempit di Desa Ethelmoor menuju Kuil Waktu. Setiap langkah terasa semakin membebani, dengan bayangan berat dari tanggung jawab yang baru saja ia terima. Meskipun matahari bersinar cerah di langit, perasaan cemas dan ketidakpastian menyelimuti hatinya. Dia merasa seperti seorang anak kecil yang tiba-tiba dibuang ke dunia yang sama sekali tidak dikenal, dikelilingi oleh hal-hal yang jauh di luar pemahamannya.
Kuil Waktu terletak di ujung desa, jauh dari keramaian kehidupan sehari-hari. Bangunannya menjulang dengan arsitektur yang megah dan kuno, dikelilingi oleh pagar batu yang dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit. Setiap ukiran tampak hidup, seolah-olah cerita-cerita kuno dan simbol-simbol magis membentuk jalinan yang menghubungkan masa lalu dan masa depan. Pintu utama kuil terbuat dari kayu hitam yang kuat, dihiasi dengan rantai emas dan ukiran yang menyerupai jam pasir.
"Ini adalah Kuil Waktu," kata Lira sambil memandang bangunan yang megah itu. "Di sini, kau akan memulai latihanmu dan memahami lebih banyak tentang apa yang harus kau lakukan."
Arga hanya bisa mengangguk, merasa kecil di hadapan keagungan kuil tersebut. Mereka melewati pintu utama, yang terbuka dengan perlahan, mengeluarkan suara berderit yang membangkitkan rasa misteri. Di dalam, ruangan luas dipenuhi dengan cahaya lembut yang bersinar dari lampu-lampu gantung yang berkilau, menyebarkan sinar keemasan di seluruh ruangan.
Di tengah ruangan terdapat altar batu besar dengan simbol matahari dan bulan yang terpahat dengan indah. Dinding-dindingnya dipenuhi dengan rak-rak yang dipenuhi dengan berbagai buku dan artefak kuno. Aroma harum dari dupa dan rempah-rempah mengisi udara, memberikan kesan bahwa tempat ini bukan hanya sebuah bangunan, tetapi sebuah pusat pengetahuan dan kekuatan magis.
Lira membawa Arga ke sebuah meja di sudut ruangan yang dikelilingi oleh beberapa orang yang duduk dengan pakaian pelatihan. Mereka tampak seperti calon penjaga waktu, mengenakan jubah biru dengan simbol-simbol kuno yang sama dengan yang ada di medali Arga. Mereka saling berbicara dengan suara rendah, tampak sibuk dengan persiapan mereka.
"Semuanya dimulai di sini," kata Lira sambil memimpin Arga menuju meja. "Ini adalah tempat di mana kau akan berlatih dan belajar tentang kekuatanmu. Mereka semua adalah calon penjaga yang juga belajar di sini."
Seorang pria muda dengan rambut hitam pendek dan mata biru cerah berdiri dari meja dan menyapa mereka dengan senyuman ramah. "Halo, aku Yorin. Aku salah satu pengajar di sini. Lira telah memberitahuku tentang kedatanganmu."
Yorin mengulurkan tangan kepada Arga dengan penuh hormat. "Senang bertemu denganmu, Arga. Kami semua sudah menantikan kedatanganmu. Ini adalah waktu yang penting bagi Etherion."
Arga menggenggam tangan Yorin, merasa sedikit lebih tenang dengan sambutan ramahnya. "Terima kasih. Aku tidak tahu harus mulai dari mana."
Yorin tertawa lembut. "Jangan khawatir. Kita semua pernah mengalami hal yang sama. Setiap penjaga waktu memulai dari awal. Pertama-tama, kita akan melakukan evaluasi kemampuanmu."
Sebuah meja yang dipenuhi dengan berbagai alat latihan muncul dari dinding ruangan, berisi berbagai benda yang tampak magis dan kuno. Di antaranya, ada kristal-kristal berkilau, buku-buku tebal, dan alat-alat aneh yang belum pernah dilihat Arga sebelumnya.
"Kita akan mulai dengan pengujian dasar," kata Yorin. "Ini akan membantu kita memahami seberapa jauh kemampuanmu dan bagaimana kita bisa membantumu berkembang."
Arga mengikuti Yorin ke meja latihan, di mana Yorin mulai menjelaskan alat-alat yang ada. "Ini adalah kristal kekuatan," katanya sambil menunjukkan sebuah kristal berwarna biru tua. "Kristal ini digunakan untuk mengukur kekuatan magismu dan seberapa baik kau bisa mengendalikan energi."
"Dan ini?" tanya Arga, menunjuk sebuah buku besar dengan sampul kulit yang terlihat sangat tua.
"Itu adalah Buku Pengetahuan Etherion," jawab Yorin. "Di dalamnya terdapat banyak informasi tentang dunia ini dan bagaimana cara menggunakan kekuatan magis. Buku ini sangat penting untuk pelatihanmu."
Yorin kemudian menunjukkan berbagai latihan dasar, termasuk meditasi untuk mengakses energi dalam diri dan latihan kontrol energi dengan kristal. Arga melakukan latihan ini dengan sungguh-sungguh, meskipun ia merasa canggung dan belum sepenuhnya memahami cara kerjanya.
"Sangat penting untuk fokus pada energi di sekitarmu," kata Yorin sambil memandang Arga yang sedang berlatih. "Energi Etherion sangat berbeda dari energi di duniamu. Kau perlu belajar bagaimana merasakannya dan mengendalikannya."
Arga mengangguk, berusaha keras untuk mengikuti instruksi. Meskipun latihan ini sangat menantang, ia mulai merasakan sedikit kemajuan. Ada getaran halus yang mulai ia rasakan ketika ia memfokuskan energi di tangan dan mencoba mengendalikan kristal.
Setelah beberapa jam latihan, Yorin membawa Arga ke ruang lain di kuil yang tampaknya digunakan untuk meditasi. Ruangan ini dikelilingi oleh dinding-dinding yang tertutup dengan mosaik yang menggambarkan berbagai lanskap Etherion—pegunungan, hutan, dan lautan yang tampak begitu hidup.
"Ini adalah ruang meditasi," kata Yorin. "Di sini, kau bisa melatih konsentrasi dan meningkatkan kemampuan magismu. Meditasi sangat penting untuk menghubungkan dirimu dengan energi Etherion."
Arga duduk di salah satu bantal meditasi yang tersedia, mencoba menenangkan pikirannya dan fokus pada pernapasannya. Selama beberapa menit, ia merasa seolah-olah terhubung dengan dunia di sekelilingnya, merasakan energi yang mengalir dan bergetar di dalam dirinya.
Tiba-tiba, Arga merasa ada kehadiran lain di ruang meditasi. Tatapan lembut Yorin dan Lira membuatnya merasa lebih nyaman, tetapi ada juga rasa penasaran yang mengganggu pikirannya. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa yang harus ia lakukan untuk benar-benar memahami perannya di Etherion?
Saat meditasi berakhir, Yorin membimbing Arga kembali ke ruangan utama kuil, di mana beberapa calon penjaga waktu lain sudah berkumpul. Mereka tampak lebih siap dan bersemangat, sementara Arga merasa dirinya masih jauh dari siap.
"Bagaimana latihanmu?" tanya Lira ketika Arga bergabung dengan mereka. "Apakah ada sesuatu yang kau pelajari?"
Arga mengangguk, meskipun merasa lelah. "Aku mulai merasakan energi, meskipun masih sulit untuk mengendalikannya. Namun, aku merasa ada kemajuan."
Yorin tersenyum. "Itu adalah awal yang baik. Dengan latihan dan bimbingan yang tepat, kau akan menjadi lebih baik. Namun, ada sesuatu yang lebih penting yang harus kau ketahui."
Dia mengarahkan Arga ke sebuah dinding yang menampilkan peta Etherion yang sangat detail. "Ini adalah peta Etherion," kata Yorin. "Kita akan mempelajari berbagai tempat dan lokasi penting di dunia ini. Salah satu tempat yang paling penting adalah Menara Waktu, yang terletak di jantung Etherion."
"Menara Waktu?" tanya Arga. "Apa itu?"
"Menara Waktu adalah pusat kekuatan di Etherion," jawab Yorin. "Di sana, kau bisa menemukan informasi penting tentang kekuatan waktu dan cara mengendalikannya. Kita harus memastikan bahwa kau menguasai semua ini sebelum menghadapi ancaman yang mendekat."
Arga mengamati peta dengan penuh perhatian. Menara Waktu terletak di tengah-tengah peta, dikelilingi oleh berbagai jenis medan—gunung, hutan, dan sungai. Menara itu tampak megah dan misterius, berdiri menjulang tinggi di langit Etherion.
"Bagaimana aku bisa pergi ke sana?" tanya Arga, merasa sedikit cemas tetapi juga tertarik.
Yorin menjelaskan, "Kita akan memulai perjalanan ke Menara Waktu setelah kau selesai dengan pelatihan dasar. Namun, perjalanan ini tidak akan mudah. Kita harus melewati berbagai rintangan dan menghadapi berbagai makhluk yang mungkin mencoba menghalangi kita."
Arga merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Menara Waktu tampaknya menjadi tempat kunci untuk memahami lebih banyak tentang Etherion dan kemampuannya. Meskipun dia merasa tertekan oleh tanggung jawab, dia juga merasa semangat dan tekad untuk menghadapi apa pun yang akan datang.
Dengan pelatihan yang baru dimulai, Arga merasa bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang menemukan kekuatan dalam dirinya, tetapi juga tentang memahami dan menguasai dunia baru yang penuh dengan misteri ini. Saat ia melangkah keluar dari Kuil Waktu bersama Lira dan Yorin, ia tahu bahwa perjalanan yang menantinya akan penuh dengan tantangan, tetapi dia juga tahu bahwa dia tidak sendirian. Dengan bimbingan dan dukungan, dia mulai merasakan sedikit harapan untuk masa depan yang lebih baik di Etherion.