Suatu kekuatan yang mutlak adalah impian Matero, Oleh karena itu ia akan bertarung melawan siapapun meski harus menentang takdir nya sendiri.
White Devil.
"Iblis membuat dirinya terlihat Cantik, Untuk menipu manusia" namun apakah itu benar-benar nyata atau hanya omong kosong.
Matero berdiri di hadapan Yetzirah dengan menggenggam pedang Venuz nya, berharap bahwa yang ia impikan akan menjadi suatu yang nyata.
Matero: Aku tidak ingin kekuatan ini, dan kadang aku merasa ini sangatlah mengganggu.
Yetzirah menatap Matero dan tidak mengerti tentang apa yang telah di alami Matero, Yetzirah telah ada dan lebih tua sebelum dunia di ciptakan hingga terjadi nya Big Bang ia lah saksi tentang kehancuran terbesar tersebut.
Yetzirah: Apa kau pikir dirimu telah menang hanya karena berhasil kembali kesini?
Matero: Tidak. Bisa jadi kemenangan terindah akan terjadi di pertarungan selanjutnya.
Matero mengangkat Pedang Venuz ke arah atas dan menantang Yetzirah sekali lagi, untuk mendapatkan posisi The Creator ia harus melewati sosok yang menjaga takdirnya sendiri.
Yetzirah: Baiklah aku akan melawan mu dengan seluruh kekuatan ku, dan jika kau memang ingin mendapatkan posisi ini aku bersedia melawan mu hingga akhir.
Yetzirah mengaktifkan ultimate skill nya yang bernama [Void Body] yang dimana skill tersebut membuat pengguna nya menyatu dengan Void dan tidak bisa disentuh oleh mahkluk yang lebih dangkal keberadaan nya, bahkan tidak dapat dimanipulasi dengan skill apapun kecuali Manipulasi di keberadaan yang sama.
Yetzirah berkata namun dirinya tidak ada dihadapan Matero dan hanya suara yang ada di dalam Dimensi kosong tersebut.
Yetzirah: Matero dirimu memang kuat aku mengakui hal itu namun, Bisakah kamu menentang sesuatu yang lebih tinggi yang bahkan kamu tidak bisa lihat, merasakan, menyentuh nya.
Matero menatap ke arah atas dan mengibarkan pedangnya ke samping, tercipta sebuah aura listrik hitam yang menggetar ruang tersebut lalu dia mengambil posisi sebelum melancarkan serangan tersebut.
Matero: Jika aku diberikan pilih untuk menebas yang ada atau tidak ada, aku akan menebas keduanya.
Matero menebaskan pedangnya ke arah atas menciptakan Serangan sihir dari Venuz yang mengoyak bagian dimensi di sekitarnya hingga akhirnya dimensi kosong tersebut runtuh menelan Matero bersamanya, setelah runtuhnya dimensi tersebut pikiran Matero dipenuhi suara-suara aneh yang terus mengganggunya.
Unknown: Matero aku bisa membuat mu menjadi lebih kuat, namun jadilah ahli warisku.
Matero: Siapa dirimu?
Unknown: Siapa diriku itu tidak penting, jadilah ahli warisku dan kamu akan diberikan kehidupan sekali lagi serta bisa membalaskan dendam mu pada Yetzirah.
Matero yang sekarang telah berada di "Phantom Bubble" tempat akhir bagi seluruh mahkluk hidup, dan disana sangat gelap mendefinisikan kegelapan absolute yang sebenarnya.
Matero: Apa yang harus ku korbankan untuk menjadi ahli warismu?
Suara misterius itu tertawa pelan sebelum menjawabnya.
Unknown: hanya satu yang perlu kau korbankan, Perasaan.
Matero: Jadi aku akan menjadi iblis yang kejam?
Unknown: Mungkin melebihinya.
Matero tersenyum dan karena tawaran tersebut.
Matero: Menarik, baiklah aku menerimanya.
Di bagian ini memperlihatkan sosok Unknown yang sedang duduk di sebuah singgasana dan dibawahnya terdapat Kotak-kotak yang menjadi tiang-tiang singgasana nya, Unknown adalah Zinia atau disebut Mutoh seorang raja iblis tirani yang telah mengalahkan banyak dewa dalam kehancuran yang mengerikan.
Zinia: Baiklah kamu memilih jawaban yang benar.
Matero tersadar perlahan dan melihat dirinya terbaring di sebuah lautan yang ia tidak ketahui, lautan tersebut adalah Silver Sea tempat para mahkluk yang telah keluar dan tidak terikat dengan takdir The Creator.
Matero: Begitu ya, barusan, Aku baru saja bangkit dari kematian.
Matero berjalan dan tidak melihat adanya daratan sedikit pun dari jarak mata memandang semuanya hanya berisi lautan Silver, setelah berjalan cukup lama ia menemukan sebuah singgasana yang berada di atas Kotak-kotak misterius.
Matero: Itu adalah tahta ku, apakah aku telah berhasil menjadi yang terkuat.
Matero terbang menuju singgasana tersebut dan mendudukinya, Matero mencoba skill-skill yang diberikan oleh Zinia salah satunya adalah [Korpora Raksasa] sebuah skill pengetahuan yang membuat nya menjadi Maha Tahu, dan Dengan skill tersebut juga Matero bisa Mengcopy skill yang telah ia lihat.
Judge of the World.
Ada 2 hakim dunia yang telah menjaga keseimbangan dunia cukup lama dan mereka adalah Ein Sof dan Justitia, Masing-masing dari mereka memiliki skill [Time Travel] dan [Time Stop] yang membuat nya menjadi tak terkalahkan di masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Matero berada di Silver Sea dan merencanakan Tentang apa yang harus dia lakukan kedepannya, lalu dipikirkan nya terdengar suara yang sama seperti di dunia gelap.
Zinia: Hancurkan semua!
Matero: Kau masih hidup?
Zinia: setelah kau mewarisi kekuatan ku, aku membuat jiwaku berada di samping jantung mu.
Matero: jadi apa maksud mu dengan "Hancurkan semua".
Zinia: Kekuatan yang kau terima adalah [Dimensional Equals] dan itu membuat mahkluk yang lebih tinggi keberadaan setara dengan mu.
Matero: jadi aku yang sekarang tak terkalahkan?
Zinia: bukankan itu impian mu.
Matero: yah, jadi aku harus menghancurkan siapa dulu?
Zinia: Ein Sof dan Justitia adalah sosok yang akan menghambat mu, pergi lah ke D'dgouth dan temui mereka berdua.
Matero menggunakan Conceptual Manipulation True Platonic untuk membuka pintu menuju D'dgouth, lalu berjalan melewati banyak dimensi yaitu 0D yang hanya berisi titik, 1D hanya ada depan belakang, 2D depan, belakang, kanan dan kiri, 3D (Reality World) depan, belakang, kanan, kiri, atas dan bawah dan masih banyak lagi di Titik akhir ada Infinity Dimension dan dibawahnya ada Countles Dimension, Ein Sof dan Justitia yang berada di Infinity Dimension.
Matero membuka gerbang Azulth dan memasuki Infinity Dimension, hingga bertemu 2 entitas tersebut yang sedang memegang timbangan untuk mengukur kebaikan dan kejahatan suatu mahkluk, 2 entitas itu melihat Matero dan mengintimidasi nya.
Matero: Aku adalah sosok yang membawa Kehancuran Mutlak, dan kalian akan segera merasakannaya.
Ein Sof: sesuatu yang kuat akan selalu kalah pada entitas yang menguasai waktu dan takdirnya.
Justitia: kami adalah waktu itu sendiri dan yang mengatur seluruh takdir mahkluk hidup.
Matero berhadapan dengan 2 entitas tersebut dan besar mereka mungkin Multiverse tidak dapat menampung keberadaan mereka berdua, Matero Melihat 2 entitas besar itu dan bersiap Dengan pedang Venuz di tangannya.