Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Dragon Ball Xenoverse Online

Ariel_Matsuyama
--
chs / week
--
NOT RATINGS
741
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - Episode 1: The Strongest

Episode 1: The Strongest

Sebuah gang sepi Tokyo - Jepang, Senin 01 Januari 2050, pukul 20:00.

Seorang pemuda berkaos biru dan bercelana panjang hitam dengan rambut emo yang bagian belakangnya jabrik serta berbadan lumayan kekar tengah ditarik oleh seorang pria berambut fade berbadan lebih kekar darinya ke tempat yang cukup sepi di gang itu, tepatnya di balik bangunan. Hal tersebut disaksikan oleh seorang pria tua kurus berkemeja putih.

"Ada apa ini? Apa akan ada perkelahian?" batin si pria tua.

Si pria berambut fade menatap nyalang pemuda berambut belakang berdiri tersebut. "Padahal kalau kau mengganti makananku yang kau senggol hingga jatuh di pinggir jalan tadi meski kau tak sengaja kau tak akan bernasib seperti ini."

"Khuh! Bisa dimulai saja sekarang pertarungannya?" kata si pemuda berambut emo belakang berdiri tersebut.

Pria tua kurus yang tengah menyaksikan hal itu langsung membelalak sambil membatin, "APA??? Pertarungan??? Apa dia sudah gila??? Pria berbadan ramping menang melawan pria besar cuma ada di cerita fiksi."

Pria berambut fade tadi membuka bajunya hingga otot-otot tubuhnya yang besar makin terekspos, membuat si pria tua gemetaran melihatnya.

"Oh, tidak! Si rambut belakang jabrik akan hancur!" gumam pria tua itu.

Pria berambut fade tersebut langsung bergerak cepat menendang si pemuda emo. Namun, pemuda tersebut menghindar hingga tendangan si rambut fade mengenai tembok hingga bolong.

"TIDAK MUNGKIN!" gumam si pria tua. "Gerakan secepat itu bisa dihindari semudah itu??"

Si rambut fade kembali menyerang, kali ini ia melesatkan tinju kanannya ke wajah si rambut emo. "Tadi kau hanya beruntung!" teriaknya.

Akan tetapi, lagi-lagi serangan si rambut fade meleset. Merasa kesal, ia pun melakukan serangan membabi buta pada si rambut emo. Namun, semua serangan itu mampu dihindari si emo semudah membalik telapak tangan. Sampai akhirnya, si rambut belakang jabrik melakukan balasan, ia berhasil menggeser tulang siku si rambut fade. Si rambut fade pun jatuh berlutut.

"Ku-kurang ajar!" teriak marah si rambut fade. Belum sempat ia bergerak, wajahnya ditendang oleh si emo jabrik hingga darah muncrat keluar dari mulutnya.

Tapi, si fade tidak menyerah begitu saja. Ia berdiri untuk membalas. Namun, saat ia ingin memukul, wajahnya kembali mendapat hantaman kaki dari si emo jabrik. Setelah itu, si jabrik menendangi kepala samping kanan dan kiri si fade dengan kaki kanan lalu kirinya secara bergantian serta berulang kali. Si fade dibuat jatuh berlutut lagi di tanah.

"Menyerahlah! Kau sudah dihabisi," ucap si jabrik.

"BRENGSEK!!!" Si fade makin panas. Ia bangkit dan dengan cepat melayangkan tinju ke kepala si emo.

Namun, belum sempat tinju tersebut mengenai sasaran, wajahnya ditinju oleh si emo berulang kali secara bergiliran dari kanan lalu kiri dengan sangat cepat, sebelum akhirnya si emo menendang keras dadanya. Si fade pun jatuh kembali. Kali ini si fade tidak bangun lagi.

"A-apa yang kulihat tadi?? Apa ini mimpi??" gumam si pria tua. Lalu ia mencubit tangannya hingga ia merintih kesakitan. "Ini kenyataan!"

Di waktu yang hampir bersamaan, si pria emo jabrik itu berjalan melewatinya. Lutut si pria tua langsung gemetaran.

"Ke-kekuatan macam apa yang dia miliki??" Si pria tua bergumam lagi. Kali ini, keringat dingin menetes dari dahinya. Kemudian, ia membuka suara. "B-boleh tahu namamu??"

Si rambut belakang jabrik berhenti kemudian menoleh sedikit ke belakang. "Whenz. Hyousuke Whenz. Anda sendiri siapa?"

Si pria tua masih gemetaran dan berkeringat dingin. "Kurama Katsuo."

"Hmm... Kurama Katsuo. Mau bertarung?" tanya si jabrik yang akhirnya diketahui bernama Whenz.

Jantung Katsuo berhenti untuk sesaat. "Y-yang benar saja!?" batinnya. Ia makin gemetaran dan makin berkeringat dingin. Beberapa detik kemudian ia pun menjawab, "Ti-tidak!"

"Membosankan," ucap Whenz sebelum akhirnya pergi.

.

.

.

"Ice berulah lagi!"

"Dia tak bisa dikalahkan!"

"Mau sampai kapan pihak keamanan dihabisi olehnya!"

Di sebuah jalan besar, orang-orang berkerumun sambil melihat poster sosok makhluk berarmor hijau dengan sepasang tanduk dan ekor panjang dan mengeluhkan seorang teroris kelas kakap bernama 'Ice' itu. Teroris ini sudah melakukan berbagai macam teror di seluruh dunia, terutama 'Jepang'. Dari polisi sampai tentara hanya dibuat hancur olehnya jika menghalangi, bahkan sudah dibantu 'FBI' sekalipun. Parahnya, sampai sekarang tidak ada orang yang mengetahui dimana tempat persembunyian sang teroris.

Awal hal ini terjadi karena sebuah 'game' VRMMORPG (Virtual Reality Massive Multiplayer Online Role Playing Game)' bernama 'Dragon Ball Xenoverse Online' yang merupakan game adaptasi 'Manga' dan 'Anime' yang sangat populer di seluruh dunia bernama 'Dragon Ball'. Game ini sangat unik, yaitu pemain yang memainkannya akan berpindah tempat ke dalam dunia game dan bermain dengan tubuh asli di dalam dunia game tersebut. Bahkan hukum kimia dan fisika di dunia itu sama seperti di dunia nyata. Yang menjadi permasalan adalah, pemain bisa membawa 'apa saja' yang ada di dunia game tersebut ke dunia nyata, termasuk membawa yang 'abstrak' seperti 'kekuatan'. Dari game ini, bermunculan orang-orang kuat yang memanfaatkan kekuatan mereka untuk 'berbagai hal', bahkan menginjak-injak yang lemah. Ice adalah salah satu teroris 'baru' yang memiliki kekuatan yang 'sangat' luar biasa berkat game ini. Tapi, pihak keamanan dunia lantas tak tinggal diam, atas rapat bersama, mereka merekrut para pemain hebat di game itu untuk menghadapi Ice. Sayangnya, tidak ada yang mampu, bahkan anak buah Ice saja kekuatannya masih di atas para pemain hebat yang direkrut tersebut. Sudah lewat dari satu bulan Ice masih bebas melakukan teror sesuka hatinya.

Mesin game ini tidak bisa dihancurkan, tidak bisa dimatikan servernya, serta pemainnya tidak bisa dibanned, malah pencipta game ini tidak diketahui. Yang masyarakat tahu game ini dijual oleh sebuah perusahaan bernama 'Sky Corporation' yang berpusat di 'Jepang'. Tapi setelah mesin game terjual banyak, orang-orang yang menjualnya menghilang secara misterius.

Di tengah perjalanannya, Whenz yang melihat keributan itu mengepalkan tangannya dan menggeram sambil berkata, "Ice ... Suatu saat aku akan menghabisimu," sebelum akhirnya lanjut berjalan.

Pemuda itu berjalan sambil memikirkan bagaimana caranya membeli mesin game Dragon Ball Xenoverse yang harganya selangit itu. Satu mesin game harganya setara dengan dua rumah mewah. Sejak sebulan lalu ia sudah mengumpulkan uang tapi tetap masih sangat kurang untuk membeli benda tersebut. Ya, Whenz bukanlah dari kalangan orang berada, hidupnya sangat sederhana.

Di saat sedang memikirkan hal tersebut, tiba-tiba ia menemukan seorang pria paruh baya tergeletak bersimbah darah. Ia pun segera menghampiri orang tersebut

"Hoy! Kau baik-baik saja?" tanya Whenz sembari memangku kepala pria paruh baya itu.

"A-anak muda, tolong pergi ke alamat ini!" ucap si pria paruh baya sambil memberikan kartu nama yang ia ambil dari saku celananya. Lalu mengambil lagi sebuah kartu bertuliskan 'Power Mystery Dragon Ball Xenoverse' dan ia berikan juga pada si pemuda.

"Ini?!" Whenz sontak kaget.

"Ba-balaskan dendamku dan dendam semua orang pada Ice. Dialah yang sudah melakukan ini padaku dan pada beberapa orang disini. Jadi, kumohon gantikan aku sebagai petarung Dragon Ball!" pinta si pria paruh baya sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir.

"Hoy! Hoy! HOY!!!" teriak Whenz sambil menggoyang-goyangkan badan si pria paruh baya tapi percuma saja.

Tak lama setelah itu, ambulans datang dan membawa jasad si pria paruh baya.

Setelah itu, Whenz pergi ke alamat yang ada di kartu nama pemberian pria paruh baya tadi, hingga akhirnya ia sampai di sebuah rumah mewah dengan lima garasi mobil. Whenz pun segera menekan bel di pagar rumah tersebut dan tak lama keluarlah seorang gadis cantik berambut panjang berhias topi bergambar bintang. Ia mengenakan hoodie abu-abu serta celana pendek biru.

"Maaf, tuan, cari siapa?" tanya gadis itu.

"Kau siapa?" Whenz bertanya balik.

"Aku Kurama Keiko ," jawab si gadis lalu tersenyum. "Lalu kau kesini ada perlu apa?"

"Aku ingin membalaskan dendam Kurama Katsuo pada Ice dengan menggantikannya menjadi Petarung Dragon Ball," jawab Whenz.

"Itu artinya kau ingin bermain Dragon Ball Xenoverse?" terka Keiko. Tapi tiba-tiba matanya membelalak. "EH, MEMBALASKAN DENDAM?? APA YANG TERJADI DENGAN AYAHKU??"

"Dia sudah mati," jawab Whenz datar.

Jantung Keiko berhenti sesaat, lalu matanya melotot. "Tidak mungkin! Kau bercanda kan?"

"Pihak rumah sakit akan segera menghubungimu."

Mendengarnya, Keiko pun tersimpuh lemas dan tangisannya pecah. "Ayah... Kenapa??"

"Sudah, tangisanmu tidak ada gunanya. Lebih baik bukakan aku pintu dulu! Kita akan balaskan dendam ayahmu!" ujar Whenz.

Keiko pun menyeka air matanya meski masih terisak, kemudian membuka gerbang dan mengajak Whenz masuk. Whenz langsung diajak Keiko ke sebuah ruangan luas berdekorasi rapi dengan poster dan aksesoris karakter-karakter Dragon Ball seperti Goku, Vegeta, Trunks, dan karakter-karakter Dragon Ball yang lain. Di tempat itu juga ada dua buah 'mesin' kotak yang di dalamnya ada sebuah kasur.

Keiko menunjuk ke arah dua mesin tersebut. "Itu mesin game Dragon Ball Xenoverse milikku dan milik ayah. Kau bisa memakai mesin yang di sebelah kanan milik ayahku."

Whenz pun menghampiri mesin tersebut dan mengamatinya. Ia mengambil sebuah buku tebal bertuliskan 'Dragon Ball Xenoverse Online Guide' lalu membacanya.

Keiko memiringkan kepalanya. "Kau tidak mau kuajari bermain ini?"

"Tidak perlu," jawab Whenz dingin.

Keiko kemudian tersenyum. "Terserah kau saja. Ngomong-ngomong siapa namamu?"

"Panggil saja Whenz," jawab Whenz yang sekali lagi dengan nada dingin.

"Whenz?" Keiko tersenyum. Untuk sepersekian detik ia terus memperhatikan Whenz. "Dia keren juga. Wajah dan tubuh kekarnya itu loh. Wangi pula. Ya ampun!"

Tiba-tiba Whenz menoleh ke arah Keiko. "Bisa kita mulai bermain sekarang?"

Keiko langsung salah tingkah dan wajahnya memerah. "Eh, i-iya iya! Tapi, kau kan pemain baru, apa tak masalah tidak kuajari?"

"Kubilang tidak perlu ya tidak perlu!" sergah Whenz.

"B-baik," ucap Keiko pelan dan agak takut.

Whenz segera membuka kaca mesin game itu, kemudian masuk ke dalamnya. Keiko pun juga melakukan hal yang sama.

Tidak lama kemudian, di dekat permukaan kaca bagian dalam mesin game itu mengeluarkan cahaya dan memunculkan sebuah layar digital di hadapan Whenz dengan sebuah tulisan.

-Kamu bermain sebagai pemain pengganti dengan Level 31. Apakah kamu ingin mengubah nickname-mu?-

[Yes] [No]

Whenz mengetuk tulisan 'Yes'. Dan tulisan di layar berganti.

-Silahkan masukkan nickname barumu: ___

Whenz pun mengetik keyboard digital yang tersedia di layar. Ia mengetik; Whenz

Di layar digital pun muncul tulisan lagi.

-Silahkan pilih Ras yang kamu inginkan-

[Saiyan] [Earthling] [Android] [Majin] [Namecian] [Frieza Race] [Cerealian]

Whenz mengetuk tulisan 'Saiyan'.

-Kamu memilih Saiyan. Ras petarung yang bahkan mampu mengungguli para Dewa. Apakah kamu ingin menggunakan ekor?-

[Yes] [No] [Muncul Hanya Di Saat Tertentu]

Whenz mengetuk tulisan 'Muncul Hanya Di Saat Tertentu'.

Apakah kamu ingin mengubah tampilanmu?

[Yes] [No]

Whenz mengetuk tulisan 'Yes'. Dan di layar pun muncul beragam jenis baju, celana, sepatu, serta aksesoris. Whenz memilih baju ketat hitam, gi hitam dengan bagian bahu melancip ke samping, celana longgar panjang hitam, sepatu kets hitam, dan sepasang sarung tangan merah yang bentuknya agak berbeda satu sama lain.

Apakah kamu butuh Tutorial?

[Yes] [No]

Whenz mengetuk tulisan 'No'.

-Selesai-

Login to Dragon Ball Xenoverse Online?

[Yes] [No]

Whenz mengetuk tulisan 'Yes'.

-Selamat bermain Dragon Ball Xenoverse Online. Semoga harimu menyenangkan-

Tiba-tiba, pandangan Whenz berubah menjadi gelap gulita. Tapi, tidak lama kemudian terang kembali serta Whenz berpindah tempat ke sebuah rumah makan dan duduk berhadapan dengan Asuna. Pakaian Whenz berubah menjadi pakaian yang ia pilih ketika akan login di game itu.

"Ternyata apa yang kulihat di Vtube itu kenyataan?" kata Whenz sambil menyapukan pandangan ke sekeliling lalu melihat kedua tangan dan menyentuh-nyentuh tubuhnya.

Keiko tertawa kecil melihatnya. "Sekarang kita ada di 'Conton Restaurant'. Aku dan ayahku terakhir login disini." Kemudian ia melakukan 'gesture' mengetuk beberapa inchi di depan dada. Hal itu membuat sebuah layar digital kecil muncul di hadapannya. Ia beberapa kali menggeser jarinya dan mengetuk di layar tersebut, hingga muncullah sebuah benda seperti 'kacamata' tapi berlensa tunggal berwarna hijau dengan sebuah penutup telinga. Keiko memasang benda tersebut di matanya seperti layaknya kacamata. Benda tersebut bernama 'Scouter'. Keiko kemudian menatap Whenz dan menekan tombol yang ada di permukaan penutup telinga benda itu. Angka-angka pun muncul di lensa benda tersebut. Keiko bisa melihat angka-angka itu terus bertambah.

"Pertama-tama aku akan membantu menaikkan Power Level-mu dulu. Pasti Power Levelmu cuma-" kata-kata Keiko terputus dan ia langsung terkejut melihat angka-angka tadi berhenti di nominal '12'.

"Kenapa?" tanya Whenz.

"Tidak mungkin!" batin Keiko. Ia pun terbengong-bengong. "Harusnya pemain pengganti Power Level-nya 0,2, sama seperti pemain pemula pada umumnya. Kalaupun lebih tidak akan melebihi 10, sekalipun ras dia pilih adalah Saiyan."

"Kau ini kenapa sih?" Whenz bertanya lagi.

Keiko tersentak dan berhenti bengong. Dahinya mengernyit dan ia pun bertanya. "M-memangnya sekuat apa kau di dunia nyata???"

"Kau tidak perlu tahu," jawab Whenz dingin.

"Power Level-ku sendiri hanya 7," keluh Keiko. "Baiklah, setelah makan, lebih baik kau latihan di Hyperbolic Time Chamber. Aku yakin kau sudah cukup kuat latihan disana. Aku akan memberikanmu God Ticket yang kudapat dari hasil Gacha."

"Terserah," balas Whenz datar.

Akhirnya, mereka pun memesan makanan. Whenz memesan steak dan jus alpukat, sementara Keiko memesan ayam panggang dan jus melon. Karena Whenz belum memiliki 'Zeni' sepeser pun, maka Keiko yang membayar semuanya. Setelah makan, Keiko segera mengantar Whenz ke 'Pulau Dewa'. Meski baru main, tapi Whenz langsung bisa menggunakan skill 'terbang' karena pemain pemula dibekali dua skill yaitu 'terbang' dan 'tembakan energi kecil'. Itu semua karena pemain pengganti statusnya sama seperti pemain pemula, yang membedakan cuma di level dan status bertarung seperti Health, Ki, dan Stamina bersama dengan poinnya. Sedangkan Power Level Whenz adalah Power Level-nya di dunia nyata. Jadi, jika latihan di dunia nyata, itu akan berpengaruh di dunia game, begitupun sebaliknya. Power Level di dua dunia itu digabung. Dan beginilah informasi Whenz saat ini;

|Name: Whenz|Level: 31|Power Level: 12|Exp: 0%|Attribute Point: 0|

Max Health: 300/300

Max Ki: 300/300

Max Stamina: 300/300

|VIT: 40|KI: 40|STA: 40|

Guilt: 0

Fame: 0

[INVENTORY] [MONEY] [SKILL] [QUEST] [CLOSE] [LOGOUT]

||[[XENO SHOP]]||

Di perjalanan, Keiko banyak bercerita tentang pengalamannya bermain game ini pada Whenz. Dulu, sebelum Keiko dan ayahnya bermain game ini, membayar untuk layanan member VIP masih terjangkau untuk keluarga Keiko. Tapi, secara tiba-tiba, harga layanan VIP dinaikkan setara dengan harga dua puluh pulau besar. Hal demikian juga berlaku untuk 'Xeno Coin' yang digunakan untuk membeli barang di 'Xeno Shop'. Entah apa yang dipikirkan pembuat game misterius itu sampai merubah aturan. Untung saja, sistem Gacha masih normal meski tingkat keberuntungannya hanya 5%. Mendapatkan God Ticket adalah keberuntungan yang luar biasa bagi Keiko. Awalnya, ia ingin menggunakan God Ticket untuk dirinya atau ayahnya yang memiliki Power Level '9'. Namun, setelah ayahnya digantikan Whenz, ia jadi mempercayakan God Ticket satu-satunya itu pada Whenz.

Sesampainya mereka di Pulau Dewa, mereka langsung disambut hangat oleh seorang berkulit hijau dengan sepasang tanduk lunak dan memakai syal putih. Dia adalah 'Dende', Dewa di pulau itu.

"Ada perlu apa kalian kesini?" tanya Dende.

Dengan jempolnya, Keiko menunjuk Whenz yang ada di sampingnya. "Dia ingin latihan di Hyperbolic Time Chamber."

"Kalau begitu mana God Ticket-nya?" tanya Dende lagi.

Keiko merogoh saku celananya, kemudian mengambil kartu bergambar sebuah bangunan berpilar serta berkubah seperti bangunan yang ada di hadapannya saat itu, lalu memberikan kartu tersebut pada Dende.

"Baik, silahkan...." Dende langsung membuka jalan untuk Keiko dan Whenz.

Whenz pun melangkah menuju bangunan bernama Hyperbolic Time Chamber tersebut.

"Semangat Whenz!!" teriak Keiko. "Aku akan menunggumu disini."

Whenz mendengus. Ia segera membukan pintu ruangan itu Begitu tiba di depannya. Tapi, persis ketika ia melangkah masuk dan pintu tertutup secara otomatis, ia pun roboh dan tak bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Bahkan mulutnya juga tak bisa digerakkan.

Alhasil, Whenz hanya bisa membatin. "Egh... Jadi begini rasanya di tempat yang menjadi saksi para petarung film Dragon Ball."

Perlahan, ia mencoba menggerakkan jarinya. Namun, tidak ada hasil. Tak menyerah, ia kembali mencoba menggerakkan jarinya. Tapi, tetap tidak berhasil. Hal tersebut terus berulang sampai satu jam, tiga jam, lima jam, bahkan dua belas jam. Ya, dua belas jam Whenz tak mampu menggerakkan jarinya di dalam ruangan itu. Bahkan, hari selanjutnya tidak ada perkembangan yang signifikan.

Hari pun terus berlalu. Di hari kedua, Whenz mencoba menggunakan 'tenaga dalam' yang ia pelajari bertahun-tahun di sebuah perguruan beladiri di dunia nyata. Dengan usaha yang sangat keras, akhirnya ia mampu menggerakkan jarinya. Setelah itu, ia meningkatkan lalu menggabungkan tenaga dalam dan tenaga luarnya. Akhirnya, ia berhasil mengangkat tubuhnya secara perlahan, walaupun seluruh tubuhnya gemetaran. Namun, hampir saja ia membentuk pose 'push up', ia kembali terjatuh. Biarpun begitu, ia berusaha lebih keras lagi mengangkat tubuhnya dengan tenaga dalam yang sudah menyebar di dalam tubuhnya. Kali ini, usahanya tak sia-sia. Ia berhasil membentuk pose push up. Tapi, ia kembali terjatuh. Terjatuh dengan keras.

"Setidaknya ada perkembangan," batin Whenz dengan napas terengah-engah.

Sementara itu, di luar...

"Hey nona, memangnya Power Level temanmu itu berapa sih?" tanya Dende yang duduk di samping Asuna.

"12," jawab Keiko.

Dende langsung membelalak. "APA??? Dia bisa mati! Aku harus mengeluarkannya!" Ia pun segera berdiri. Tapi, langkahnya ke Hyperbolic Time Chamber ditahan oleh Asuna dengan memegang tangannya.

"Jangan! Aku percaya padanya," ucap Keiko sambil tersenyum.

Kembali ke Whenz. Setelah kembali berusaha dengan amat keras, ia berhasil membentuk pose push up untuk yang kedua kali. Namun tak butuh waktu lama, tubuhnya kembali terdorong ke bawah. Akan tetapi, kali ini, ia berhasil menahan tubuhnya beberapa inchi dari lantai, lalu berusaha sekuat mungkin mengangkatnya ke atas. Dan ia pun berhasil. Setelah itu, ia kembali menahan tubuhnya yang terdorong ke bawah akibat gravitasi di ruangan tersebut. Ia berhasil lagi, lalu menaikkan lagi tubuhnya lagi ke atas. Kemudian ia melakukan gerakan itu lagi. Meski pelan, tapi akhirnya ia mampu melakukan lima gerakan push up. Namun, setelah itu, ia jatuh lagi.

Tiba-tiba, ia teringat kata-kata seorang pria lanjut usia yang merupakan guru beladirinya. Kata pria itu, 'jika ingin menjadi yang terkuat, harus bisa melampaui batasan di dalam diri. Tetaplah berusaha sekuat mungkin meski berada dalam titik terendah'.

Sementara itu, di tempat lain, terlihat sang teroris kelas dunia, 'Ice', yang sedang duduk di kursi empuk sebuah ruangan di kapal bundar raksasa. Dengan santainya ia menaruh kedua kakinya ke atas meja sambil kemudian menyeruput secangkir kopi. Tak lama setelah itu, datanglah seorang wanita berkulih merah jambu dengan dua tanduk kendor nan panjang dan mengenakan sport bra hitam serta celana longgar putih. Begitu tiba di hadapan meja Ice, wanita itu langsung berlutut. Dia adalah seorang 'Majin'.

"Yang mulia Ice... Pizoro dan Thris berhasil merekrut dua puluh Time Patrol dengan Power Level di atas 1.000.000. Sekarang, mereka sudah siap diseleksi," kata sang Majin.

Ice menurunkan kakinya dari meja dan menaruh kopinya. "Ho ya? Gravina, Untuk saat ini, biarkan Thris yang menyeleksi mereka. Karena Power Level Thris sudah hampir mendekatiku."

"Baik, Yang Mulia!" balas Majin yang dipanggil 'Gravina' itu. "Lalu, apa lagi yang akan kita lakukan setelah ini? Menyerang dunia nyata atau dunia game?"

Ice memegang dagu dengan jari telunjuknya. "Hmm... Untuk saat ini aku lebih suka bersenang-senang di dunia game. Jadi, biarkan saja dulu orang-orang di dunia nyata bernapas lega."

"Baik!" balas Gravina.

"Sekarang, kau boleh pergi!" perintah Ice sembari berjalan ke arah jendela bundar pesawat itu.

"Terimakasih, Yang Mulia." Gravina kemudian berdiri dan pergi.

"Terkadang bosan juga menjadi orang terkuat di dunia," gumam Ice sambil tersenyum sinis.

Kembali ke Hyperbolic Time Chamber. Sekarang, Whenz yang tengah berlatih di tempat itu sudah bisa melakukan push up dengan sempurna. Ia sudah kuat menaik-turunkan tubuhnya sebanyak sepuluh kali. Kemudian, ia melanjutkannya dua puluh kali, tiga puluh, empat puluh, lima puluh, hingga seratus! Sungguh perkembangan yang di luar dugaan.

Selain push up, Whenz juga melakukan sit up dan squat jump. Tak puas sampai di situ, Whenz berdiri. Ia lalu menembakkan beberapa bola energi kecil ke depan. Whenz tersenyum. Bola-bola energi itu berhasil melesat kencang dan meledak.

"Guru ... Terimakasih," gumam Whenz.

Dua hari kemudian... Masih di pulau Dewa.

"Ini sudah tiga hari. Aku takut nanti Tuan Whenz mati di dalam," ucap Dende agak sedih.

"Tenang saja, dia pasti-"

KWABOOOMM!!!

Ucapan Keiko terhenti persis ketika Hyperbolic Time Chamber meledak. Dia dan Dende langsung kaget bukan main begitu melihat ke arah belakang.

"Ti-tidak mungkin!?" Dende membelalak.

"WOW!!!" seru Keiko. Kemudian ia menoleh ke arah Dende. "Sudah kubilang kan? Aku percaya padanya!"

Di tengah puing-puing Hyperbolic Time Chamber, Whenz berdiri dengan napas tersenggal-senggal dan tubuh dibasahi keringat. Gi hitam sudah tidak melekat di badannya serta pakaiannya yang tersisa terkoyak dimana-mana.

Tringg!

Tiba-tiba muncul pop-up window di hadapan Whenz.

-Kamu berhasil mendapatkan skill rahasia: Chrono Blaster

[Chrono Blaster]

Tembakan Ki Blast bertekanan luar biasa. Skill ini didapatkan oleh mereka yang mampu melampaui batasannya dan menjadi berkali-kali lipat lebih kuat seperti para Dewa.

Star: 3 [***]

Cooldown: 30 sec.

Ki Consume: 50

Cara menggunakan: Fokus dan kumpulkan Ki di telapak tangan kanan atau kiri sambil mengangkatnya ke depan. Cahaya Ki Blast akan berpendar seirama dengan banyaknya Ki yang dikumpulkan. Setelah itu niatkan untuk menembakkan Ki Blast bernama Chrono Blaster itu.

Keiko lalu mengeluarkan Scouter dan menggunakannya untuk mengecek Power Level Whenz.

Angka pun terus berjalan, dan berhenti di angka...

1.000.000.000!

Itulah Power Level Whenz yang ditunjukkan Scouter saat ini.

Keiko kaget bukan kepalang. Tak terasa air matanya menetes. "Kalau sudah begini, dia bisa membantuku untuk menjadi lebih kuat!" Ia kemudian berlari menghampiri Whenz dan langsung memeluknya sambil menangis haru. "Kau betul-betul kuat! Mari kita balaskan dendam ayahku bersama-sama!"

Whenz mengangguk pelan.

"Baiklah, selanjutnya kau harus mencari guru untuk mendapatkan Skill," ucap Keiko yang kemudian melepas pelukannya.

"Tidak perlu!" ujar Whenz dengan nada dingin. Setelahnya, ia merogoh saku celananya satu persatu dan ia menemukan kartu yang diberikan ayah Keiko sebelum kematiannya. "Untung bisa terbawa."

"Kartu itu? Kalau tidak salah milik ayah," ucap Keiko setelah Whenz mengeluarkan kartu tersebut dari saku belakang celananya. "Bagaimana kau bisa mendapatkannya??"

Whenz tak menjawab, ia malah membaca beberapa tulisan di kartu itu, sebelum akhirnya berkata, "Kuil Malaikat. Aku harus pergi ke sana!"

"Kalau begitu, aku ikut!" seru Keiko sambil tersenyum lebar.

To Be Continued