54 D
(032) CHAPTER 32
KISAH SANG PEMANGGIL : Kemenangan dan Percakapan Penuh Harapan
Aura merah gelap yang menyelimuti Goblin 28 sudah menghilang sepenuhnya. Goblin 28 telah berhasil kehilangan kekuatan pengamuknya dan kembali menjadi seperti sebelumnya, bahkan lebih lemah dari sebelumnya, bahkan pergerakannya pun juga ikut dikunci. Dalam kesempatan itu, Leo segera mengambil pergerakan cepat untuk bisa mengakhiri pertarungan ini.
Untuk mempertahankan keberadaan Kin, MP milik Leo akan terkuras sebanyak 10 poin setiap detiknya. Jumlah total MP yang dimilikinya saat ini hanyalah 500 poin. Yang berarti, batas waktu untuk mempertahankan Kin hanyalah 50 detik. Perbincangan tadi memerlukan waktu 20 detik, sehingga hanya menyisakan waktu 30 detik untuk Kin menahan amukan dari Goblin 28. Tapi yah..., 30 detik itu adalah waktu yang sudah lebih dari cukup untuk Leo merampungkan pertarungan ini.
Leo melesat cepat ke arah Goblin 28 dan menjalankan serangan terakhirnya bersama dengan Ao. Leo sudah berkata kepada Ao pada saat diskusi rencana tadi, bahwa dia harus bersatu bersama dengan Flare Sword dan memperkuat efek serangannya dengan kembali merubah partikel tubuhnya menjadi partikel penyusun logam mithril. Karena itu, Ao langsung menghampiri Leo dan bersatu dengan Flare Sword. Mithril Ao menjadi bilah pinggir yang berwarna biru dari Flare Sword yang memiliki warna merah. Dan saat Leo mengalirkan mana-nya ke pedang gabungan tersebut, muncul sebuah elemen baru berupa Blue Fire. Penggabungan mereka berdua menghasilkan api biru, cabang elemen api yang memiliki efek penghancur lebih besar dari api biasa dan bahkan api hitam yang pernah digunakan Demon Black Wolf dalam melawan Noval.
Leo melompat tinggi dan mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. Kemudian tanpa ragu, Leo mengayunkan pedang api biru itu lurus ke bawah secara vertikal. Mulai dari kepala sampai dengan bokong dari Goblin 28, tercipta sebuah garis lurus berwana biru menyala. Garis tersebut semakin membesar dan pada akhirnya mampu memisahkan sisi kanan dan sisi kiri dari Goblin 28. Ya, tubuh Goblin 28 terbelah menjadi dua dengan sempurna. Api biru yang menjadi garis pemisah tubuhnya itu, perlahan mulai melahap tubuhnya dan merubahnya menjadi abu yang langsung bercampur dengan udara.
Leo berbalik badan dan mengucapkan kata, "Pembasmian selesai.... ",
Ucapannya itu, menandakan selesainya pertarungan. Leo dan Ao dengan dibantu oleh Kin, mampu menghabisi Boss Penjaga Lantai 10, High Goblin Level 28 dengan sempurna.
...
...
Ao langsung kembali ke bentuk semulanya dan langsung menempatkan tubuhnya di pundak Leo. Leo pun segera menyimpan Flare Sword-nya ke dalam Storage lalu berlari menghampiri Kin yang masih berdiri di tempatnya. Untuk mencegahnya menghilang terlebih dulu, Leo meminum Recovery Potion untuk mengembalikan MP-nya menjadi penuh. Sekarang setidaknya, mereka masih bisa berbincang selama 50 detik.
"Sungguh, serangan terakhir yang luar biasa, Yang Mulia. Saya senang karena diberikan kesempatan untuk melihat kehebatan Yang Mulia dengan Ao. ", puji Kin kepada Leo.
"Terimakasih Kin. Itu juga bisa terjadi berkat bantuanmu. Aku hanya ingin berterimakasih atas bantuanmu tadi. ", ucap Leo kepada Kin.
"Tidak, sungguh pujian yang sia-sia Yang Mulia. Saya hanya melakukan hal yang pantas dilakukan sebagai makhluk panggilan Yang Mulia. ", sangkalnya dengan bahasa sopan dan suara yang sangat lembut.
"Lama tak bertemu Kak Kin. Bagaimana kabar Kakak dan semuanyaaa~..? ", Ao ikut masuk dalam pembicaraan dan menanyakan kabar Kin serta seluruh teman pemanggilannya.
"Ya, lama tak bertemu Ao. Semua baik-baik saja kok. ", balas Kin atas sapaan Ao. "Hanya saja, mereka merasa iri kepadamu karena telah mendapatkan panggilan permanen dari Yang Mulia, tak terkecuali diriku. ", tambahnya tentang pandangannya dan teman-temannya terhadap Ao.
"Hahaha... Rasakan ituu~... ", balas Ao dengan ejekan. "Master dan aku sudah sangat dekat looh~... Ya kan master? ", ejekannya semakin menjadi.
"Ya, kau benar sih.. ", ucap Leo sembari mengelus Ao. "Aku merasa sangat terbantu dengan adanya Ao. ", tambahnya.
"Sungguh kedekatan yang membuat saya merasa sangat iri. Saya harap Yang Mulia bisa memanggil saya secara permanen dalam waktu dekat. ", ucap Kin dengan wajah berharap-harap senyum namun sedikit merasa cemburu.
"Ah, aku akan berusaha untuk bisa memanggil kalian semua secara permanen. Aku juga akan merasa senang jika kalian semua bisa menjadi rekanku dalam pertarungan sih. ", balas Leo atas ucapan Kin.
"Saya harap keinginan Yang Mulia bisa segera tercapai dalam waktu dekat. ", ucap Kin sembari tersenyum manis.
"Ya, kalau begitu sampai jumpa lagi, Kin. Sampaikan salamku pada para Divine Beast yang lain. ", Leo mengucapkan kalimat perpisahan kepada Kin.
"Baik Yang Mulia. Terimakasih telah memberikan saya kesempatan untuk bertemu dan berbincang dengan anda. Sampai jumpa kembali..... ", Kin pun membalasnya dengan ungkapan terimakasih.
"Dadah Kak Kin... ", Ao juga ikut mengantarkan kepulangan Kin dengan melambaikan tubuhnya yang ditarik sedikit sehingga terlihat seperti tangan. Kemudian tubuh Kin mulai menghilang dari hadapan mereka berdua. Kin telah kembali ke dunia pemanggilan, dunia tempat para Divine Beast dan makhluk pemanggilan tinggal.
Setelah itu, Leo langsung menghembuskan nafasnya panjang dan menjatuhkan dirinya ke lantai. "Huuuhhh... Akhirnya selesai juga ya, Ao? ", ucapnya kepada Ao yang juga sudah terguling di lantai.
"Ya master. Sungguh pertarungan yang sangat sengit. ", Ao mengikuti pembicaraan Leo. "Master memang sangat hebat karena bisa mengalahkan monster yang punya kekuatan jauh-jauh lebih kuat dari master. Sekali lagi aku dibuat kagum dengan teknik bertarung master yang sangat indah dan mengagumkan. ", tambahnya memuji Leo.
"Hahaha... Aku juga merasa sangat kewalahan loh.. Kecepatan dan kekuatannya sangatlah gila dan tak adil. ", Leo mengungkapkan apa yang dirasanya dalam pertarungan tadi. "Tapi yah.., aku berhasil bertahan dan mengalahkannya karena bantuan dari Ao. Kau juga kerja bagus Ao. ", puji Leo kepada Ao.
"Terimakasih master... ", ucap Ao dengan wajah senang bercampur lelah.
"Bagaimana kalau kita istirahat dulu sebentar? Kurasa kita akan aman di sini. ", Leo memberikan saran.
"Ya, master benar... ",
"Oooaaahh (menguap).. Aku sangat merasa ngantuk saat ini. ", ujar Leo dengan mata yang mulai menyipit. Dia sudah hampir kehabisan MP karena percakapan dengan Kin tadi, serta SP-nya pun tersisa sangat sedikit berkat pertarungan itu, tubuhnya juga mulai merasakan batasnya, jadi wajar kalau dia merasa ngantuk dan tak bisa bergerak.
"Selamat tidur master.. ", ucap Ao yang juga sudah tertutup matanya.
Setelah pertarungan yang sangat sengit antara Leo, Ao, serta dibantu oleh Kin melawan Goblin 28 berakhir, pemenangnya memilih untuk langsung mengistirahatkan diri di tempat bekas pertarungan. Mereka tidur seharian.
...
...
...
Dalam pertarungan ini, Leo dan Ao mendapatkan banyak peningkatan. Ao berhasil meningkatkan levelnya sampai 38, sedangkan Leo tetap berada pada level 16 sama seperti sebelumnya. Peningkatan yang terjadi pada Leo lebih condong ke Skill-skill dan statistik dasarnya. Ini adalah status mereka berdua saat ini.
_____________________________________________
LEVEL 16 DUNGEON EXPLORER
Name : LEO GERGANIOS
Gender : Male
Age : 17
Job : Summoner
[HP : 60/60] (+100) [MP : 500/500] (+50) [SP : 80/80] (+100)
[STR : 191] (+20) [DEX : 61] (+50) [VIT : 89] (+50) [AGI : 157] (+100) [INT : 123] [LUK : 58]
[EXP : 60/170]
[STP : 9]
SKILL : [UN. Summoner Hero "Serdazo"] [EX. Unlimited Growth] [R. The Challenger] [R. Shield of Sacrifice] [R. Appraisal] [Meditation 4] [King of Sword 7] [Chef 5] [Body Strengthen 6] [Existance Detection 4] [R. Night Vision] [EX. Mana Manipullation]
MAGIC : -
EQUIPMENT :
[Head : -] [Body : EX. Mist Armor] [Hand : R. Flare Sword] [Waist : EX. Fog Belt] [Leg : -] [Foot : Dawn Shoes] [Accessory : -]
STORAGE : 67/100%
_____________________________________________
_____________________________________________
LEVEL 38 DIVINE BEAST
Name : AO
Summoner : LEO GERGANIOS
Race : Heaven Slime
Gender : Male
[HP : 38/38] [MP : 38/38] [SP : 38/38]
[STR : 38] [DEX : 38] [VIT : 38] [AGI : 38] [INT : 38]
[EXP : 3000/39,000]
MAGIC : [Water Magic 2]
_____________________________________________
Setelah pertarungan, Leo mendapatkan Skill baru yang cukup berguna. Nama Skill itu adalah Extra Skill 'Mana Manipullation',. Yang merupakan Skill yang mampu membuat pengguna mengendalikan mana-nya menjadi lebih efisien. Pengguna juga akan mampu mengalirkan mana-nya ke tubuhnya dan memperkuat bagian tubuh tersebut. Selain itu, Skill ini juga memungkinkan pengguna untuk menciptakan bentuk fisik dari mana miliknya. Leo memang belum menbutuhkan Skill ini sekarang, tapi dia merasa kalau Skill ini akan berguna di masa depan.
Selain Skill baru, Leo juga berhasil mengalami peningkatan Skill berpedangnya. Skill 'King of Sword' yang tadinya berada pada level 4, meningkat sangat drastis hingga level 7. Yah.., dengan kemampuan berpedangnya yang sangat hebat itu, wajar jika level Skill-nya setinggi ini.
Dalam hadiah yang muncul setelah mengalahkan Boss Lantai, terdapat banyak perlengkapan baru yang disebut dengan 'Mist Series'.. Level perlengkapan yang didapatkan Leo menyetarai level perlengkapan dari 'Sky Series' milik Selia.
=========================================
MIST SERIES Extra
--MIST ARMOR--
Menambah 100 poin HP, menambah 50 poin MP.
Mengurangi damage yang diterima sebesar 20%.
--ILLUSIONS STAFF--
Menambah 100 poin MP, menambah 50 poin STR.
Menciptakan ilusi dalam pertarungan.
--FOG BELT--
Menambah 100 poin SP, menambah 50 poin VIT.
Menghilangkan penat dalam pertarungan.
--DAWN SHOES--
Menambah 100 poin AGI, menambah 50 poin DEX.
Dapat berlari di udara sebanyak 10 langkah.
=========================================
Namun karena senjata yang ada di Mist Series hanyalah Tongkat Sihir, Leo memilih untuk tak memakainya dan tetap setia dengan Flare Sword-nya. Walaupun dia tak menggunakan Illusions Staff yang ada pada Mist Series Equipment, peningkatan statistik dasar yang dialami Leo masih tetap tinggi. Yah, dia juga sepertinya senang dengan desain dari armor kabut berwana putih yang didapatnya itu.
Selain Equipment baru, Leo juga mendapatkan satu magic stone yang memiliki ukuran sangat besar. Setidaknya, ukuran dari magic stone itu tidak bisa dijadikan perbandingan setara dengan yang sebelum-sebelumnya.
"Gimana penampilan baruku, Ao? Keren kan? ", Leo bertanya mengenai perlengkapan barunya pada Ao.
"Ya, master sangat cocok dengan itu. ", Ao pun mengikuti suasana hati Leo dalam menjawabnya. Walaupun Ao juga mengatakan pendapatnya yang sebenarnya.
Mereka berdua istirahat penuh di ruangan Boss Lantai 10 ini hingga memakan waktu hampir seharian. Rasa lelah yang tak tertahankan menjadi alasan mengapa hal itu mereka lakukan. Yah.., tapi, mereka akan tetap aman walaupun jika berhari-hari mereka masih di ruangan ini. Setelah Boss dikalahkan, monster memang akan segera muncul kembali. Namun hal itu terjadi saat tidak ada seorangpun di dalam ruangan. Jadi, karena Leo dan Ao masih dihitung sebagai individu yang telah mengalahkan monster Boss-nya, monster tidak akan muncul kembali sebelum mereka meninggalkan ruangan.
"Hahaha... Dengan ini, aku siap untuk mengalahkan lebih banyak monster lagi! ", ucapnya dengan wajah penuh senyuman.
"Master sangat kereeen~! Aku akan mengikutimu selamanya aaa~ ", tanggap Ao dengan nada gembira. Mereka berdua sepertinya sedang mendapatkan atmosfer yang aneh. Mungkin kemenangan mereka terhadap Goblin 28 menjadi penyebab utama menggilanya suasana hati mereka.
"Oke, kita cukupkan mengungkapkan rasa senang kita sampai di sini, dan melanjutkan penje- ", ucap Leo belum rampung, namun pandangannya teralihkan oleh suatu objek yang cukup besar berwarna pelangi di samping pintu masuk lantai 11. "Hei apa itu? ", tanyanya sembari mendekati objek tersebut.
Setelah mendekat, Leo menyadari bahwa objek pelangi itu merupakan Titik Teleportasi. Sebuah save point yang bisa memindahkannya menuju lantai-lantai yang telah ia jelajahi sebelumnya.
"Hehh... Titik Teleportasi ya? Benda ini memang seharusnya ada di dalam Dungeon. Malah akan aneh kalau tak ada. ", gumamnya berdasarkan pengetahuan yang dia miliki. "Tapi gimana baiknya ya? Apakah mending melanjutkan penjelajahan dulu? Atau malah kembali ke permukaan? ", tanyanya pada diri sendiri. Leo sepertinya sedikit bimbang antara melanjutkan penjelajahan atau kembali ke permukaan.
Kalau dia berpikir untuk menambah kekuatannya, dia pasti akan melanjutkan penjelajahan. Tapi jika ia berpikir untuk melihat keadaan permukaan dan menolong para korban bencana, Leo pasti akan kembali ke permukaan.
Dan jawabannya sudah menjadi jelas, setelah ia berpikir sejenak. Leo mengambil pilihan untuk menggunakan Titik Teleportasi dan kembali ke lantai 1.
"Master? ", ujar Ao karena melihat masternya tersenyum.
"Ao, sepertinya penjelajahannya kita tunda dulu. ", ucap Leo.
"Master akan kembali ke permukaan? ", tanya Ao.
"Ya, aku memilih untuk kembali ke permukaan dulu. Aku merasa sangat penasaran dengan keadaan permukaan saat ini. Aku juga cukup merasa khawatir dengan temanku. Jadi kita akan kembali ke permukaan. ", Leo mengeluarkan keputusannya untuk kembali ke permukaan dan menunda penjelajahan.
"Begitukah. Kalau itu yang master inginkan, aku akan mengikutinya dengan senang hatiii~ ", dan tentu Ao pun tidak menentang keputusan Leo dan mengikuti keinginannya.
"Kalau begitu, ayo kita segera bergerak. ", ujar Leo.
"Siaaap~.. ", balas Ao.
Dan dengan begitu, mereka berdua pun kembali ke lantai 1 melalui Titik Teleportasi.
......
...
...
###
Latar cerita berpindah pada keadaan setelah Spirit Kin selesai dipanggil oleh Leo, saat dia kembali ke Alam Pemanggilan.
Kin kembali ke tempat asalnya, tepat di ruang para Divine Beast berkumpul, pusat Kastil Roh Vernasilue. Kedua belas teman pemanggilannya menunggu kepulangannya di sana.
"Yo, Ratu Roh Kin. ", suara besar seorang pria menyapa Kin dengan mengangkat tangan merahnya. "Kau sudah kembali lagi kah? ", sambungnya. Sosok yang menyapa Kin pertama kali adalah Divine Beast Demon Aka. Sama seperti Kin, dia merupakan salah satu dari 4 Penguasa Divine Beast. Sosok yang mewakili warna merah dan Penguasa Tertinggi dari para ras Iblis, Demon Aka.
"Ya, aku sudah kembali. Sungguh waktu yang sangat singkat, namun terasa membahagiakan. ", balas Kin pada sapaan Aka dengan mengungkapkan perasaannya.
"Haha! Dilihat dari tingkahmu, sepertinya calon Raja kita adalah orang yang menarik ya! ", ucap Aka kembali dengan suara keras.
"Hm, beliau adalah sosok hebat yang pantas untuk kulayani. Kuharap Yang Mulia Leo bisa segera memanggilku secepatnya. Aku ingin kembali berada di sisinya dan mendapatkan elusan kepala seperti yang Ao dapatkan. ", jelas Kin dengan mengucapkan keinginannya.
"Hah!? Elusan kepala!? ", Aka berteriak. "Bisa-bisanya Si Lendir Ao mendapatkan hal seperti itu! Bukannya pujian saja sudah cukup? ", sambungnya dengan masih bersuara lantang.
"A-...A-..Apakah Kin,.. Ju-..juga dapat... elusan dari master? ", sebuah suara halus yang terbata-bata ikut masuk dan bertanya. Suara itu adalah suara milik Angel Gin, salah satu 4 Penguasa Divine Beast, Sosok yang mewakili warna perak, serta Penguasa Tertinggi Ras Malaikat.
"Sayangnya tidak. Aku baru saja bertemu dengan sosok beliau dan itu juga dalam waktu yang sangat singkat. ", jawab Kin dengan wajah yang sedikit sedih.
"Be-... Begitu..? Sa-... Sayang sekali,.. ya? ", ucap Gin masih dengan bahasa yang terbata-bata. Seperti yang sudah dijelaskan oleh Ao, Gin memiliki sifat yang sangat pemalu. Jadi untuk berbicara saja, dia masih merasa kesulitan.
"Ah tapi, aku mendapat pujian dari beliau. ", ucapan Kin itu membuat semua Divine Beast di situ terkejut. "Aku merasa sangat senang hanya dengan itu. Walau aku tak mendapat hadiah besar yang sama seperti Ao, pujian beliau sudah menjadi hadiah yang lebih dari cukup untukku. ", sambungnya dengan memperlihatkan wajah yang bahagia.
"Haha! Aku merasa iri padamu! ", ujar Aka. "Walaupun jika aku tak mendapatkan pujian dari Raja, aku tetap ingin bertarung di sampingnya. Kuharap Dia bisa cepat-cepat memanggilku! Haha! ", Aka mengungkapkan harapannya, yang merupakan harapan yang sama dari para Divine Beast.
"Kurasa bukan hanya kamu saja yang mengharapkan hal itu. ", ucap Kin menatap semua yang ada di situ. Para Divine Beast pun menanggapi ucapan Kin dengan ungkapan setuju masing-masing dari mereka.
"Ah kau benar! Haha! ", balas Aka. "Tapi sungguh, Si Ao benar-benar membuatku iri! Mentang-mentang dia yang punya level paling kecil, dia dipanggil pertama oleh Raja. Bahkan mereka sudah sangat dekat. Itu tidak adil kan, Raja Naga Murasaki! ", ucapan Aka tertuju pada salah satu sosok yang juga termasuk ke dalam 4 Penguasa Divine Beast. Dia adalah Penguasa Tertinggi ras Monster, serta Sosok yang mewakili warna ungu, Dragon Murasaki.
Namun Murasaki hanya menganggukkan kepalanya dan berkata, "Hm. ", untuk menanggapi ucapan Aka.
"Seperti biasa, kau sangat dingin ya! Terkadang bicaralah dan keluarkan suaramu itu! Sudah beribu tahun kita di sini, dan aku hanya mendengar suara "Hm" yang keluar dari mulutmu! Bicaralah sesuatu! ", ucap Aka dengan suara yang lantang dan terdengar kesal.
"Itu benar Murasaki. Jika kamu mendapatkan panggilan dari Yang Mulia nanti, akan tidak sopan jika kamu bersikap seperti itu. ", Kin pun ikut membantu Aka menceramahi Murasaki.
Namun tetap saja, Murasaki tidak merespon ucapan mereka berdua dan malah menutup matanya.
"Hahh.. Sepertinya memang susah ya? ", ucap Aka.
Namun setelah itu, terdengar suara berat seorang pria yang mengucapkan kata, "Aku akan berlatih hingga hari itu tiba". Suara itu mengejutkan semua yang ada di situ, karena suaranya sangatlah asing bagi mereka. Dan sosok yang menciptakan suara itu, tak lain dan tak bukan adalah Raja Naga Murasaki.
"Murasaki, apa barusan itu kau? ", tanya Aka memastikan.
Murasaki kembali menganggukkan kepalanya seperti biasa dan sebelumnya. Namun anggukkan kepalanya kali ini, mampu membuat semuanya terkejut.
"HHEEEEE.... ", ruang para Divine Beast penuh akan suara saat itu. Legenda baru, baru saja tercipta.
...
...
***