Chereads / Endless End / Chapter 1 - PROLOG: KUTUKAN YANG TERBANGUN

Endless End

PeachB
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 165
    Views
Synopsis

Chapter 1 - PROLOG: KUTUKAN YANG TERBANGUN

---

Di sudut paling gelap dari kompleks keluarga Gou yang megah, terdapat sebuah ruangan yang hampir terlupakan oleh waktu. Ruangan itu, lebih mirip sebuah penjara daripada tempat tinggal, itu adalah tempat di mana Moon Jun telah menghabiskan sebagian besar hidupnya. Sejak kecil, ia dikurung di sana, dipisahkan dari dunia luar yang tak pernah ia lihat dengan matanya sendiri. Kutukan yang ia bawa sejak lahir menjadi beban, sesuatu yang tak pernah bisa ia pahami sepenuhnya.

Sampai kapan aku harus terjebak di sini? pikir Moon Jun. Tanda di telapak tangannya seolah membara setiap kali ia merenung. Sebuah jejak yang menandai bahwa ia berbeda—bahwa ia adalah aib bagi keluarga besar Gou. Di dunia ini, seseorang yang lahir dengan kutukan seperti itu tidak diharapkan untuk bertahan lama. Tubuh mereka ditekan oleh kekuatan misterius, membuat kultivasi mereka lambat, dan sering kali, mereka mati sebelum sempat menjadi kuat.

Suatu hari, ketika rasa sesak mulai menekan dadanya dengan kuat, Moon Jun tersentak. Seperti biasa, kutukan itu datang tanpa peringatan. Napasnya tersengal, dan rasa sakit itu merembet ke seluruh tubuhnya. Tubuhnya gemetar, dan setetes darah mengalir dari sudut bibirnya. Ia terbatuk keras, lalu memuntahkan darah, tangan gemetar menekan dadanya yang terasa seakan ingin hancur. Sakit ini... terlalu sering ia rasakan, tapi setiap kali datang, rasanya seperti baru pertama kali.

Apakah ini akan membunuhku suatu hari nanti? batinnya, tangan menggenggam erat lengan bajunya. Atau justru aku harus membunuh diriku sendiri agar ini berakhir?

Namun hari itu, ada sesuatu yang berbeda. Pintu ruangan yang biasanya terkunci terbuka dengan suara keras. Seorang penjaga masuk, wajahnya dingin tanpa ekspresi.

"Keluarlah. Ketua keluarga ingin bicara denganmu."

Moon Jun terdiam, terkejut. Sudah berapa lama sejak seseorang memanggilnya keluar dari tempat ini? Rasa sakit di tubuhnya belum hilang, tapi rasa ingin tahu mulai mengalahkan rasa sakit itu. Dengan langkah lemah, ia berjalan keluar dari ruangan yang telah menjadi dunianya selama bertahun-tahun. Cahaya matahari yang menyilaukan membuatnya menyipitkan mata. Sekali lagi, ia sadar betapa terputusnya ia dari dunia luar.

Sungguh, apakah aku benar-benar masih bagian dari keluarga ini? Atau mereka hanya menungguku mati?

Dibawa melewati lorong-lorong besar rumah keluarga Gou, Moon Jun tak bisa menahan rasa penasaran yang bercampur dengan kecemasan. Mengapa ketua keluarga, yang juga ayahnya, tiba-tiba memanggilnya? Apakah ini akhirnya, saat di mana ia akan dibuang atau dihukum mati?

Setibanya di hadapan ketua keluarga, Moon Jun menundukkan kepala. Sosok pria tua dengan tatapan dingin duduk di sana. Meski ia adalah ayah kandungnya, pria itu tidak pernah menganggap Moon Jun sebagai anak.

"Kau akan menjalani ujian," kata sang ketua dengan nada rendah, hampir tanpa emosi. "Ujian ini akan menentukan apakah kau layak untuk hidup atau tidak."

Moon Jun merasakan dadanya kembali sesak, tapi kali ini bukan karena kutukan. Jadi, ini ujungnya? Kesempatan terakhir atau kematian? Apakah ini berarti... harapan atau akhir?

Ujian bertahan hidup yang dikatakan sang ketua tidak terdengar seperti kesempatan, melainkan hukuman yang dibungkus dengan janji samar. Tapi Moon Jun tahu, ini adalah satu-satunya cara untuk keluar dari bayang-bayang kutukan yang menghantuinya sejak lahir. Dengan sedikit keberanian yang tersisa, ia mengangguk pelan, siap menghadapi apapun yang menantinya di ujung ujian itu—meski nyawa yang menjadi taruhannya.

---