Udara dingin masuk lewat celah ventilasi membuat tirai tipis melambai dengan malu malu, ibuku membelai rambutku yang terkena cahaya rembulan mengingatkan ku ketika ia mengepangnya waktu aku masih kecil.Mungkin sekarang dia menahan air matanya mengingat akan membesarkanku tanpa seorang suami disisinya,walau aku menutup mata aku mengetahuinya tentu saja,dia ibuku aku mengenalnya.
Rasa sedih yang menerpaku tak kunjung henti,tak terima akan kehilangan sosok ayah di masa remaja yang sangat membutuhkannya.Hari hariku kujalani dengan senyuman walaupun orang orang tahu bahwa aku masih bersedih.Tak enak rasanya ketika ada yang mengatakan "Yang sabar ya Al kamu pasti bisa melaluinya". Sangat mudah mereka mengatakannya hingga aku ingin berteriak dan bilang "Ia aku tau, makanya gak usah diingetin". Namun aku hanya menanggapinya dengan senyuman semanis yang ku bisa,aku tidak tau kapan akan melalui kesedihan itu, berharap ada seseorang yang membuat ku hanya memikirkan nya hingga lupa tentang rasa sedih kehilangan sosok ayah.
Mungkin di semesta ini tidak ,namun akankah seseorang datang padaku di semesta lain? Ya,aku mulai menyangkut pautkan dengan imajinasi ku yang sudah lama kupendam.