Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Who's the Villain?

An_Amora
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1k
Views
Synopsis
Seorang gadis berlari kearah hutan dengan sekuat tenaga, dia berusaha menjauh dari tempat yang membuat dirinya tersiksa selama 4 hari. Beberapa kali kaki dan tangannya terkena ranting dan kayu membuat luka goresan di tubuhnya, apalagi kepala yang sedari tadi pusing itu tidak membuat niatnya kabur dari sana hilang. Dia sudah bertekad bahwa lebih baik tersesat dihutan dan mati didalam sana dibanding harus mati di tangan pria bajingan itu. Tapi apakah larinya belum cukup jauh? Kenapa dia masi bisa mendengar suara mobil orang itu datang, Sialan sekarang orang itu mengetahui dia kabur! "Kau ingin mati! Diam saja kau disana!" Sial! Padahal dia sudah berlari cukup jauh. *Splaash*
VIEW MORE

Chapter 1 - Bagian 1

Suara ketukan langkah kaki menggema di penjuru ruangan itu diiringi suara tetesan air yang memercikkan ke tanah. Lembab, satu kata yang dapat menggambarkan keadaan ruangan tersebut.

Suara bariton memecah kesunyian yang ada di sana membuat seseorang yang duduk di bawah tanah tersebut membuka matanya. Dengan kondisi tangan dan kaki diikat menggunakan tali. Kulitnya yang pucat, bibir kering dan banyak goresan luka di tubuhnya. Mungkin sudah 4 hari dia berada disini.

"Lepaskan Aku," ucap seseorang yang duduk di tanah dengan suara yang dia buat sebiasa mungkin. Dia menatap seseorang yang ada di depannya dengan sinis, orang yang tidak lain adalah penyebab dia berada di sini.

"Cepat minum! Aku di suruh Dia untuk memberimu minum." Pria tersebut menyodorkan minuman kepada perempuan itu. Sebelum itu dia sudah membukakan sebelah ikatan tali di tangannya.

"Huh! Kau kira Aku bodoh, pasti diminuman itu sudah Kau beri racun kan!" Ucapnya dan menepis botol kaca yang berisikan air hingga pecah ke tanah.

"Dasar, Kau memang bodoh mana mungkin Dia menginginkan kematianmu secara mudah seperti ini!" Ucap nya dengan tersenyum sinis dan kembali mengikatkan tali di tangan perempuan itu. 'Sial seharusnya Aku bisa kabur tadi.'

Suara dering telpon bergema di ruangan yang lembab ini, tidak ini bukan ruangan biasa melainkan adalah Goa, di tengah hutan. Pria itu melihat sekilas siapa sosok yang menelponya.

"Diam di sini!" Ucapnya dan keluar dari Goa itu untuk mengangkat panggilan telponnya.

"Ck, tidak sudi aku menuruti ucapannya!"

'Aku harus mencari cara untuk kabur, sepertinya dia sudah pergi.' Batinnya, yang mendengar suara mobil yang mulai menghilang dari pendengarannya.

'Kaca! Aku harus mencari pecahannya.'

Perempuan itu melihat sekelilingnya, sangat gelap. Tapi tidak terlalu sulit untuk menemukan pecahahan kaca itu. Dia mencoba bergerak ke sisi kiri Goa untuk mendekati pecahan kaca. Untung saja ada beberapa cahaya yang masuk kedalam jadi ada pantulan yang bisa membuat pecahan itu terlihat.

Dia mengambil kaca yang cukup tajam dan mulai menggesakkan kaca itu ke tali yang mengikat pergelangan tangannya. Cukup lama Dia mencoba, tapi akhirnya tali yang berada di pergelangan tangannya terlepas. Dengan cepat dia membuka ikatan tali yang berada di pergelangan kakinya.

'Aku harus cepat, firasatku tidak enak.' Dia mencoba untuk berdiri dengan kakinya yang lemas, berjalan secara perlahan keluar Goa.

"Sial." Perempuan itu melihat ke sekeliling luar Goa, dia menyesuaikan cahaya yang masuk ke indra penglihatnya. Pepohonan yang rindang mengelilingi Goa itu.

'Masa bodoh! Yang terpenting aku harus bebas dari sini. Mending aku mati tersesat di hutan atau di makan hewan buas dari pada mati ditangan Pria bajingan itu!'

Dia pun mencoba untuk berlari sekuat tenaganya masuk ke hutan. Kakinya beberapa kali terkena batu kecil dan ranting kayu membuat kakinya tergores dan mengeluarkan d**ah.

Dia mendengar suara mobil, pasti bajingan itu sudah kembali. Sial! Apa Dia belum cukup jauh memasuki hutan?

Mendengar mesin mobil tidak terdengar dia berlari dengan sangat kuat. Tetapi langkahnya berhenti ketika melihat sebuah cahaya hitam didepannya. 'Apa-apaan ini?!' Dia melihat di balik cahaya itu, cahaya setipis tissue itu di baliknya masi ada jalan tapi menuju ke sebuah jurang.

'Bagaimana ini, kalau Aku terus berlari Aku akan jatuh kejurang tapi jika Aku masuk ke cahaya itu....Aku tidak tau apa yang akan terjadi.' Batinnya, dia melihat cahaya didepannya dengan bingung.

'Sial dia menemukanku!' batinnya setelah mendengar suara yang sudah 4 hari dia dengar. dia melihat kearah belakang, pria tersebut sudah cukup dekat munuju ke arahnya.

"Kau ingin mati! Diam saja kau disana!" Pria itu berteriak ke arah perempuan itu suaranya sangat menggema hingga terdengar kearahnya.

Perempuan itu panik ketika melihat Pria itu sudah cukup dekat dengannya. 'Sialan! Kenapa larinya begitu cepat!'

"Kau kira Kau bisa kabur huh! diam disini atau Aku akan melemparmu ke jurang!" Ucap Pria itu yang berhasil mencekal pergelangan tangan Perempuan itu.

"Ck! Lepas, lebih baik aku mati ke jurang daripada mati di tanganmu dasar bajingan!" Ucapnya dan berusaha melepas cekalan di lengannya.

'Bajingan ini, kenapa begitu kuat mencekalnya. Oh lihat, lenganku yang malang sudah ternodai dengan tangan kotornya!'

"Dasar kau menyusahkan!" Pria tersebut menarik lengan perempuan itu dan berjalan untuk membawanya kembali.

Perempuan yang di tarik itu pun dengan kuat menahan tubuhnya agar tidak terbawa oleh pria itu. Dia ingin melepaskan cekalan itu, tapi bagaimana caranya?

Dia melihat kebelakangnya lagi cahaya itu masih ada, anehnya cahaya itu menarik benda di sekelilingnya tapi bagaimana mungkin?

"Persetan dengan akhirnya, lebih baik aku masuk ke cahaya ini saja! Aku harus lepas dari cekalannya!" Setelah mengucapkan itu dia mempunyai ide, entah apakah akan berhasil lebih baik dicoba dahulu bukan.

"Tunggu bukan kah ada yang aneh?" Dia memberhentikan langkahnya dan membuat pria itu mau tidak mau berhenti juga.

"Apa? Tidak ada yang aneh di sini."

"Apa kau tidak melihat sesuatu yang aneh? Bukankah ada cahaya besar di belakang sana?" Setelah mengucapkan itu dia pun dengan cepat menendang tulang kering dan kemaluan Pria tersebut.

"Arghh! Dasar perempuan sialan!" Pria tersebut merintih kesakitan dan otomatis melepas cekalan perempuan itu. Tidak mau buang waktu lebih lama lagi, perempuan itu dengan cepat berlari mendekati lingkaran cahaya hitam itu.

Lima langkah lagi mendekati cahaya itu tiba-tiba tubuh perempuan itu tertarik ke depan seolah cahaya tersebut menarik dirinya menuju kearahnya. Perempuan itu masuk kedalam cahaya hitam dan setelahnya cahaya itu menghilang seolah memang tidak ada sedari tadi.

Pria tersebut kemudian berdiri setelah tidak terlalu sakit di bagian yang terkena tendangan tadi, dia berjalan menatap sekeliling. "Kemana dia?" Pria tersebut berjalan dengan bingung menuju tepi jurang, "apa dia jatuh ke jurang? dia berlari kesini kan tadi?! Sialan!" Pria tersebut yang mengetahui tahanannya kabur pun menendang kesal pada batu kecil dan menendang batu itu kearah dalam jurang.

"Sial, perempuan itu menyusahkan sekali! Aku harus memberitahu Tuan!" Ucap pria tersebut kembali kearah mobilnya terparkir dan segera menelpon seseorang yang dia sebut sebagai 'Tuan'.