"Fathaya Layka Asyabani?"
Gadis berkhimar biru dengan balutan gamis senada itu berbalik ketika seseorang memanggil namanya. Fathaya tertunduk ketika sadar bahwa yang ditatap bukan mahramnya. Fathaya hanya mengangguk dan tak kunjung berbicara. Fathaya hanya memberi isyarat pada pria itu untuk duduk. Pria itu menurutinya. Tak ada yang memecahkan keheningan, hanya ada seorang pelayan yang hendak memberikan menu, setelahnya kembali sunyi.
" Maaf telah merepotkanmu untuk datang menemuiku" akhirnya pria itu berbicara memecahkan keheningan yang ada.
" Bunda yang menyuruh saya untuk menemui anda, jadi anda jangan sungkan."
" Nama saya Muhammad Al-Fatih Ihyani, kamu bisa panggil saya Fatih agar sedikit lebih nyaman saya dengar"
" Baiklah Fatih " ucap fathaya tanpa menatap lawan bicaranya.
" Begini fathaya, saya tidak tahu apa alasan untuk pertemuan ini, sepertinya kamu juga tidak tahu dan kita hanya melakukan tugas sebagai anak dengan menuruti perintah orang tua. Tapi jauh dari itu saya senang sudah mengenalmu, semoga kamu pun demikian"
Tak ada jawaban dari gadis berusia 20 tahun tersebut, dia hanya membalas dengan senyuman.
" Oh ya aku dengar dari umi kamu adalah mahasiswa terbaik difakultasmu, kalau boleh saya tau apa jurusan kuliahmu?" Tanya Fatih untuk mencairkan suasana.
" Saya ambil keguruan dalam lingkup pendidikan guru sekolah dasar." Jawab fathaya lalu kembali hening.
"Rupanya kamu gadis yang lucu ya, wajar jika umi tertarik dengan kepribadianmu" Ucap Fatih sembari tersenyum manis.
Tidak ada lagi bunyi percakapan, yang ada hanya bunyi sedok garpu berperang melawan isi piring diatas meja berhadapan dengan dua insan manusia yg saling berkelahi dengan pikiran masing-masing.