Tan Zhengyong mengerucutkan bibirnya. Apa urusannya dengan dia apakah dia mendapat persetujuan dari kerumunan atau tidak?
Yang dia inginkan hanyalah untuk menghindari hukuman cambuk.
Namun kenyataannya, dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun saat melihat pejabat pemerintah mendekat dengan bangku dan tongkat kayu. Dia masih tidak bisa menahan gemetaran yang memalukan.
Seberapa sakitkah rasanya jika tongkat sebesar lengan itu memukul bokongnya?
Namun, ketika pejabat tersebut mendekat, tidak ada keraguan bahwa dia tidak bisa menghindari siksaan ini.
Pejabat pemerintah itu tersenyum tipis, "Apakah kau akan berbaring di atasnya sendiri, atau harus kami bantu?"
Tan Zhengyong menelan ludah dengan susah payah lalu perlahan-lahan dan dengan enggan berbaring di bangku itu. Tak lama kemudian, tongkat itu turun ke bokongnya.
Sensasinya... seolah-olah daging di bokongnya mekar. Tan Zhengyong berteriak tanpa ada martabat.
"Ah, tolong pelan-pelan, saya mohon! Saya ini mati rasanya!"
