Yang Ruxin menatap Feng Caie dengan penghinaan dan tersenyum congkak, kemudian berbalik dan berjalan pergi—tentu saja, tidak lupa untuk batuk dua kali.
Tangan Feng Caie sakit akibat tepuk tangan, dan pada akhirnya, dia tidak punya pilihan selain menyerah. Dia menerima nasib buruknya tapi merasakan gelombang kemarahan tanpa nama yang muncul di dalam dirinya, tentu saja ditujukan kepada Yang Ruxin.
"Yang Dani." Feng Caie bergegas mengejar Yang Ruxin yang telah berjalan cukup jauh. "Kamu berhenti di situ!"
Yang Ruxin berbalik dan batuk beberapa kali pada Feng Caie. "Bibi Kedua…" Suaranya masih serak.
"Kamu… kamu…" Feng Caie berhenti. "Kamu benar-benar kena tuberkulosis?"
"Menurutmu?" Yang Ruxin melentikkan bibirnya menjadi senyum.
"Kamu… kamu benar-benar pura-pura, dasar anak jahat…" Feng Caie tiba-tiba menyadari dan mengangkat tangannya untuk memukul.
