Melihat kerumunan yang diam di pintu masuk, Nyonya Song menganggap dirinya telah memenangkan argumen. Kebanggaannya membengkak saat ia mengangkat dagu, menunjukkan beberapa lapisan lemak yang tersembunyi di bawahnya. Dia tertawa dengan semburat ejekan di matanya, "Beberapa dari kalian hanya pecundang yang tidak tahan melihat orang lain berhasil karena anak perempuan kalian gagal dan keluarga kalian penuh dengan kemalangan. Kalian membuat tuduhan yang tidak berdasar karena iri."
"Orang seperti kalian pantas tetap miskin dan anak perempuan kalian pantas kekurangan keberuntungan sebaik itu!"
"Kami tidak ingin 'keberuntungan' yang mengirim anak perempuan kami ke liang lahat. Saya kira keluarga anda mampu melakukan hal seperti itu, karena tidak ada keluarga lain yang hatinya sehitam hati kalian," kata seorang wanita tinggi kurus paruh baya bernama Nyonya Zhao dengan senyum sinis.
"Apa maksudmu dengan itu?"
"Nyonya Zhao, apakah anda tahu sesuatu yang tidak kami ketahui?"
