Ying Zijin melihat lukisannya, melangkah maju, dan menunjuk pada sebuah titik, "Memperindah area ini akan lebih baik."
Yun Heyue ragu sejenak, kemudian mengambil kuas dan mulai melukis.
Setelah selesai, ia mengangkat kepala, dan matanya yang gelap bercahaya.
Bagai langit malam yang diterangi kembang api, sebuah momen yang gemilang.
"Sepertinya dia benar-benar menyukaimu," ujar Yu Xuesheng dengan senyum ringan. "Saya pernah membawa hypnotist lain, dan dia begitu menolak hingga berbalik dan lari, juga sangat ketakutan. Mungkin dia bisa merasakan bahwa orang itu telah membunuh cukup banyak orang."
"Tidak," jawab Ying Zijin dengan acuh tak acuh, "Aku juga telah membunuh orang."
Yu Xuesheng tidak terkejut, "Jika kamu membunuh penjahat, maka mereka memang pantas mendapatkannya."
Ying Zijin memperhatikan Yun Heyue, perlahan menjadi larut dalam pikiran.
"Nona Ying?" suara Yu Xuesheng terdengar, "Ada apa?"
"Tidak ada," Ying Zijin menggelengkan kepala kecil, "Aku teringat adikku."