Tuan Marquis Gu membanting tangannya di meja: "Orang dan bukti telah ada di depan mata, apa lagi yang ingin kamu katakan?"
Tulisan tangan itu tak terbantahkan milik Lady Ling.
Lady Ling sendiri terperangah.
Untuk sesaat, ia meragukan apakah dirinya kehilangan ingatan!
Apakah memang ia yang menulis ini semuanya?
Tentu saja, lelaki dalam perselingkuhan itu tak ada dalam kenyataan. Untuk membuat cerita ini lebih meyakinkan, pendeta tua itu mengarang surat perpisahan yang menyedihkan antara mereka.
Surat itu pada umumnya berkata - Aku sudah muak dengan kehidupan rahasia ini, aku tak tahan lagi melihatmu kembali pada lelaki lainmu. Selamat tinggal, kekasihku. Jangan mencariku, aku akan berada di tempat di mana tak seorang pun mengenal, menjalani sisa hidupku dengan kenangan kita! Surat-surat ini adalah bukti keberadaanku di duniamu, kuharap kau bisa merawatnya dengan baik.
Memang, bahkan pertanyaan mengapa Lady Ling memiliki surat-surat cinta yang ia tulis di tangannya terjawab.